Waingapu.Com – Sebuah surat terbuka dari Pater Willy Ngongo Pala CSsR menyoroti unggahan akun Jajago Keliling Indonesia yang menyebarkan pengalaman kurang menyenangkan saat mengunjungi Kampung Adat Ratenggaro, Sumba Barat Daya (SBD) NTT. Unggahan itu disebut-sebut telah mencoreng citra pariwisata Sumba secara umum.
Pater Willy, yang merupakan tokoh rohani asal Kodi dan kini tinggal di Jakarta, menulis dengan nada tegas namun penuh ajakan damai. Ia menyayangkan narasi sepihak yang hanya menonjolkan sisi buruk dari satu kejadian tanpa memberi ruang pada ribuan cerita positif dari Sumba.

“Anda mungkin kehilangan Rp200.000, tapi kami kehilangan jauh lebih besar—kepercayaan, citra, dan potensi ekonomi wisata,” tegasnya dalam surat tersebut.
Ia menilai akun Jajago Keliling Indonesia, yang memiliki banyak pengikut, semestinya bisa lebih bijak dalam menyampaikan keluhan. Menurutnya, influencer memiliki tanggung jawab moral untuk tidak membentuk opini publik yang berujung pada generalisasi buruk terhadap suatu daerah.
Lebih lanjut, Pater Willy menegaskan bahwa tindakan beberapa oknum tidak mewakili seluruh masyarakat Sumba. Ia mengajak pemilik akun Jajago untuk kembali berkunjung ke Sumba dan menyaksikan sisi lain dari tanah kelahirannya yang kaya budaya dan keramahan.
Reaksi atas surat terbuka ini pun ramai dibahas warganet, bahkan beberapa tokoh masyarakat turut mengapresiasi sikap kritis dan membangun dari Pater Willy. Banyak yang menilai surat itu sebagai bentuk pembelaan bermartabat terhadap kampung halaman.
Kontroversi ini menjadi refleksi penting tentang bagaimana media sosial bisa membentuk citra daerah, serta bagaimana para konten kreator semestinya menjunjung etika ketika membagikan cerita dari suatu wilayah.(ion)