Waingapu.Com – Hujan yang turun beberapa hari terakhir selau mencemaskan warga desa Kaliuda, Kecamatan Pahunga Lodu, Kabupaten Sumba Timur (Sumtim) – NTT. Kecemasan itu menyusul banjir bandang besar yang terjadi Rabu (20/05) dini hari lalu. Walau tidak lagi terjadi banjir bandang serupa, kecemasan warga tak kunjung sirna, pasalnya banjir masih tetap terjadi walaupun tidak sampai meluap ke pemukiman warga. Arus banjir di sungai Kaliuda yang terjadi hampir setiap hari perlahan mengikis tebing sungai, seakan memberi warning bagi kampung Kaliuda yang berada di pesisir sungai.
“Ini kalau banjir terus bisa buat ini pohon-pohon beringin tumbang. Kalau sudah begitu, bisa bahaya bagi ini kampung, karena tinggal beberapa meter lagi kampung. Kalau tidak dibuat pengaman tebing, ini kampung bisa hanyut,” kata Umbu Nggaba Maramba Amah, Kepala Desa Kaliuda, kepada wartawan di sisi tebing sungai yang memang nampak kian labil tepat di belakang kampung itu.

Masih kata Umbu Nggaba, semasa jabatannya sebagai Kepala Desa, sudah sejak tahun 2016 diusulkan warga, lalu dibawa olehnya ke Musyawarah Rencana Pembangunan Kecamatan (Musrenbangcam) hingga ke ke Musrenbang tingkat Kabupaten. Namun hingga kini belum juga teralisir.
Umbu Nggaba yang kala itu didampingi sejumlah warga kampung, juga jajaran Koramil serta Camat Pahunga Lodu itu lebih lanjut menjelaskan, di kampung tua Kaliuda itu, terdiri dari dua Rukun Tetangga (RT).
“Memang sudah beberapa kali di usulkan di kecamatan dan sampai Kabupaten. Dan memang realitanya belum juga terjawab harapan warga itu. Semoga nanti biia segera teralisasi agar ini kampung tidak tinggal cerita karena tidak aman atau bahkan hanyut oleh banjir,” timpal Jacob Mangu Yada, ketika dikonfrontir wartawan terkait keluhan dan harapan yang diungkapkan warga kampung setempat melalui Umbu Nggaba.
Disaksikan kala itu, beberapa bagian tebing di bantaran sngai itu memang nampak rapuh. Selain karena telah beberapa hari terguyur hujan, juga karena gerusan arus deras banjir. Beruntung masih ada beberapa pohon yang menahan terjangan air, walau memang dipekirakan hanya akan bertahan tak terlampau lama jika terus diterjang kerasnya arus dan banjir, yang masih mungkin terjadi. Di kampung Kaliuda ini, juga terdapat rumah tenun yang seakan menegaskan status kampung ini sebagai sentra tenun ikat khas di wilayah timur Kabupaten Sumtim. (ion)