Waingapu.Com – Ditengah terpaan arus globalisasi dan modernisasi, sejumlah permaianan tradisional seakan terlindas dan dilupakan. Padahal, permainan tradisional tak
hanya asyik dimainkan juga menanamkan spirit solidaritas dan silaturahmi. Sumba sejatinya miliki banyak permainan tradisional, namun era gadget dan booming ‘pokemon go’ misalnya membuat permainan-permainan itu kian terlupakan. Tak mau larut dalam situasi itu, SMP Negeri Satu Atap (Satap) bersama Pemerintah Desa Kataka, Kecamatan Kahaungu Eti, Kabupaten Sumba Timur (Sumtim), NTT, bersinergi membangkitkan kembali dan melestarikan sejumlah permainan tradisional, salah satunya adalah Pamaka.
Pamaka, atau permainan saling mengadu gasing itu diperkenalkan kembali pada para pemuda desa juga pada para pelajar di SMPN Satap Kataka, belum lama ini. Warga dari aneka latar belakang usia dan profesi menyambutnya antusias. ‘Kayaka dan Kakalaku’ yang merupakan pekikan atau yel-yel khas Sumtim, kala dua kelompok beradu ketangkasan memutar dan melempar gasing keluar dari arena permainan dalam sebuah lingkaran bergaris putih di atas tanah lapang.
Disaksikan kala itu, kelompok berbeda beranggotakan empat orang perkelompok, akan saling bergantian memutar gasing kedalam lingkaran putih diatas tanah lapang. Sementara dari jarak sekira 15 meter kelompok lainnya harus melempar gasing ditangannya ke arah lingkaran dengan sasaran gasing kelompok lainnya agar bisa terpental keluar.
Semangat melestarikan tradisi dan permainan ini kian mengental nampak dari diwajibkannya para peserta menggunakan atribut khas Sumtim, yakni menggunakan kain tenun dipinggang (Kalambung) dan Ikat Kepala (Tera).
“Cara ini diharapkan bisa melestarikan budaya dan tradisi dalam bentuk permaianan tradisional ini. Ini bisa pula dipandang sebagai cara untuk merekatkan silaturahmi antara masyarakat dan sekolah. Ke depan bukan hanya permainan ini yang akan diperkenalkan dan digiatkan kembali, juga permainan lainnya. Pemerintah Desa tetap akan memberikan dukungan untuk hal positif ini,” jelas Umbu Manja Meha, Kepala Desa Kataka, kepada wartawawan disela-sela aktifitasnya ambil bagian dalam permaianan Pamaka itu.
“Kita menginginkan eratnya hubungan antara muda-mudi, masyarakat secara umum dengan pihak sekolah, permainan ini miliki spirit kebersamaan dan silaturahmi. Sangat menggembirakan antusiesme warga dan para siswa dalam ambil bagian dalam semangat pelestarian tradisi ini. Permainan tradisional lainnya juga akan diperkenalkan kepada para siswa sebagai generasi penerus, dan akan dimainkan secara periodik dengan tetap bersinergi dengan pemerintah desa,” urai Leonardus Lu Randja Mandi, Kepala Sekolah SMPN Satap Kataka, usai dihelatnya acara yang merupakan rangkaian HUT Sekolah dan HUT Kemerdekaan itu.(ion)