Waingapu.Com – Yusuf Waluwanja, selaku Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Sumba Timur (Sumtim), NTT, menyatakan banyak realita yang ia temui kala melakukan Inspeksi Mendadak (Sidak) ke sejumlah Sekolah, sejumlah guru yang mengajar tidak melalui tahapan perencanaan atau skenario yang jelas terlebih dahulu. Hal mana yang menjadi pijakan Dinas yang dipimpinnya, juga Pemerintah Kabupaten Sumtim mendorong program rintisan INOVASI langsung diimplementasikan tanpa terlebih dahulu menunggu rintisan selesai dan dilakukannya evaluasi.
“Tantangan kita di Sumba Timur khususnya bagi para guru yang mengajar di kelas awal adalah banyaknya anak yang belum bisa bahasa Indonesia bahkan belum mengenal huruf. Berangkat dari tantangan itu maka para guru dikelas awal harus bisa mengatur perencanaan dan skenario yang baik, efektif dan menarik untuk mengajar dan membimbing anak-anak,” urai Yusuf yang ditemui di aula Setda Sumtim, seusai mengikuti kegiatan Rapat Koordinasi Forum Peduli Pendidikan Sumba (FPPS), Jumat (30/11) siang lalu.
Dijelaskan Yusuf, untuk menyikapi hal itu, hadirnya INOVASI di Sumtim membuat para guru menjadi trlatih dan menyadari pentingnya mengatur perencanaan atau scenario pembelajaran yang lebih menarik dan komunikatif, salah satunya degan menggunakan bahasa ibu atau bahasa daerah setempat.
“Tiga sekolah di kecamatan Haharu yang pada semester 2018 menjadi lokasi implementasi program pra-rintisan Pendidikan Multi Bahasa Berbasis Bahasa Ibu atau PMP-BBI. Di sana saat saya lakukan sidak saya temui guru-gurunya mempunyai sebuah semangat atau motivasi yang tidak saya temukan saat sidak di wilayah lain di Sumba Timur. Anak-anak di kelas awal juga lebih mudah menyerap pelajaran yang diberikan karena menggunakan pengantar pembelajaran dengan bahasa ibu,” urainya.
Pola pendekatan di kelas awal dengan metode yang dikenalkan oleh INOVASI dan dipraktekan oleh para guru di kelas-kelas awal Sekolah Dasar, demikian lanjut Yusuf, untuk selanjutnya di Sumtim diadopsi dalam program Literasi Berbasis Kelompok Kerja Guru ke seluruh kecamatan di Sumtim. “Di literasi berbasis Kelompok Kerja Guru itu, penekanannya terkait bagaimana mencari dan mengatur skenario atau metode yang baik untuk para guru bisa mengajar, dan dapat lebih mudah, menarik serta cepat diserap para murid terutama dalam hal mengenal huruf, merangkainya membaca dan memahami. Untuk itu Pemkab telah menyiapkan fasilitator daerah bagi pendampingan KKG di semua Kecamatan. Harapannya bisa bermanafaat bagi guru dan para siswa baik dalam PMP-BBI maupun metode-metode pembelajaran lainnya bagi kelas rendah atau kelas awal,” paparnya.
Dalam rapat koordinasi FPPS tersebut, selain dibuka dan dihadiri oleh Wakil Bupati Sumtim, Umbu Lili Pekuwali, juga dihadiri oleh Kepala Bappeda, Betholomeus Ngg. Landumeha dan Hironimus Sugi, Provincial Manager INOVASI NTT. Juga puluhan dihadiri oleh para pemangku kepentingan dan pihak – pihak lainnya yang terlibat dan aktif dalam kegiatan dunia pendidikan di Sumtim. Rapat FPPST ini sendiir untuk membahas hasil kinerja INOVASI selama satu tahun di Sumba serta mengevaluasi pilihan-pilihan kebijakan yang telah dilakukan oleh Pemkab. Sumtim dalam rangka mendukung INOVASI selama satu tahun terakhir.(ion)