Waingapu.Com – Pemberitaan terkait pernyataan dan penegasan Bupati Sumba Timur (Sumtim), NTT, Gidion Mbiliyora, menanggapi adanya oknum Aparatur Sipil Negara yang dirilis media ini, Kamis (29/11) kemarin, mendapat tanggapan dari warga masyarakat. Tanggapan itupun diungkapkan ke dunia maya lewat lini masa account Facebook (FB) masing-masing. Dari mulai rangkain kata ‘bau kentut’ hingga patologi dan komprador dinyatakan untuk menganalogikan realita itu.
Menanggapi komentar account Stepanus Makambombu. Dalam komentarnya, Stepanus yang juga merupakan pemerhati pelayanan publik lewat Stimulant Institute yang dibentuknya menyatakan, ‘public menunggu tindakan nyata!!! Ini realitas lama, adanya seperti “bau kentut”, maaf ‘, sembari meminta tanggapan beberapa sahabat FB-nya. John Luis misalnya, menanggapi komentar Stepanus dengan kalimat yang tak kalah menarik. ‘Om Stepanus Makambombu…. Ini kentutnya sudah lama tapi baru babunyi sekarang… Sebenarnya bukan hanya jago buat dokumen penawaran saja tapi jago jual dokumen juga… Hahaha
Yang juga menarik tanggapan account Apryeni Mira Kore yang menambahkan istilah populer masa kini seperti halnya CLBK (Cinta Lama Bersemi Kembali). Xixixixi….ini pernyataan bikin sa kepingin CLBK dengan PEMDA kohhh’ demikian sebagian tanggapannya sembari memaparkan pengalamannya selama dua tahun pernah menjadi bagian Pemda sebagai tenaga kontrak dengan honor dibayarkan pertriwulan, yang mana juga dinyatakan apa yang diangkat media lalu dikomentari rekan-rekan sahabat FB nya sejatinya ‘bau kentut’ yang sudah tidak asing lagi.
Sebagai peneliti dan akademisi, Stepanus Makambombu mencermati realita itu dengan istilah Komprador dan Patologi Birokrasi. Istilah yang dikutipnya dari Paul Baran yang merupakan ahli ekonomi pembangunan, dan juga pembahasan Siagian (1994) yang merupakan seorang ahli birokrasi. Pemarapan yang kemuduian juga mendapatkan komentar dari sejumlah sahabat mayanya.(ion)