Waingapu.Com – Pengrusakan ornamen dan patung batu pahatan yang menjadi kekhasan Spot wisata Piarakuku Hills di desa Persiapan Hawarut, Kecamatan Matawai Lapawu, Kabupaten Sumba Timur, Rabu (1/2/2023) kemarin menuai kecaman dari ragam kalangan. Bupati Sumba Timur, Khristofel Praing langsung merespon berita perusakan oleh Orang Tak Dikenal (OTK) itu ketika dikonfirmasi wartawan.
“Sungguh disayangkan kerusakan yang terjadi apalagi karena ulah manusia yang tidak menghargai estetika juga hasil karya seni yang tinggi dan luhur itu,” tandas Khristofel sembari berharap peristiwa itu bisa diusut tuntas oleh aparat penegak hukum.
“Saya harap mudah-mudahan pelakunya segera terungkap dan diitangkap. Saya sudah telpon Camat dan Kapolsek setempat. Dan Pak Kapolsek sudah menanggapinya dengan positif dan menjadikan laporan itu atensinya,” ungkapnya.
Kepala Dinas Pariwisata Sumba Timur, Ida Bagus Putu Punia, Kamis (2/2/2023) siang pagi hingga jelang siang lalu, juga melakukan peninjauan ke lokasi. Di tempat itu, Putu Punia bertemu langsung dengan Jeferson Tamu Ama selaku inisiator dan pengelola spot wisata yang beberapa waktu terakhir viral di media sosial karena keindahan dan eksotikanya itu.
“Tentu peritiwa pengrusakan ini mencederai karya seni dan sangat disayangkan. Tentu sebagai pribadi dan pemerintah kami mengecam perilaku itu. Kami juga berharap aparat penegak hukum bisa mengungkap pelakunya guna proses hukum lebih lanjut. Kami juga harapkan ke depan tidak lagi kembali terulang,” jelas Putu Punia.
Putu Punia dalam kesempatan itu juga memberikan dukungan agar Jeferson Tamu Ama tidak larut dalam keterpurukan namun abngkit untuk kembali berkarya.
“Kami juga berikan motivasi untuk adik Jeferson bisa tegar dan tetap berkarya. Tentunya ke depan kami akan menganggarkan bantuan sebisa kami untuk mendukung kerja kreatifnya,” timpal Putu Punia.
Kepada wartawan di lokasi usai menunjukan patung batu pahatan tangannya yang dirusakan, Jeferson Tamu Ama juga menegaskan tekadnya untuk tetap berkarya.
“Kemarin memang saya sedih bahkan hari ini masih sedih. Tapi justru makin memacu semangat saya untuk tetap berkarya. Saya yakin ada banyak dukungan untuk saya sekrang dan di masa datang. Banyak doa juga dari mereka yang peduli pada upaya dan niat saya untuk jadikan lokasi ini salah satu spot wisata khas dan menarik,” papar Jeferson yang juga biasa disapa Ama Tana Rara itu.
Di tempat yang sama, Ama Tana Rara menjelaskan, pihak polsek Matawai Lapawu dan dengan didampingi baru saja mendata dan meneliti kembali jenis dan jumlah kerusakan.
“Tadi kami dengan petugas menghitung ternyata ada 16 patung yang alami kerusakan. Ada yang rusak berat dan juga ringan. Kerugian saya perkirakan paling rendah 250 juta rupiah,” tandasnya.
Kerusakan patung batu hasil karya pahatan dan ukir Jeferson Ama yang karena ketekunannya juga dikenal di Tana Rara dengan nama Ama Ukir itu sebagian besar dialami karena dipukul dengan benda keras yang diduga palu besi. Bahkan sebut Ama, icon utama kebanggaannya berupa patung lelaki Sumba, kini dalam kondisi tanpa kepala karena dihancurkan.
“Kepala patung ini dipukul dan setelah kami cari-cari ternyata ada di bawah lembah sana. Nanti saya tetap akan berupaya untuk menggantinya lagi,” tukas Ama.
Kecaman terhadap pengrusakan oleh oknum yang hingga kini masih misterius itu terus bermunculan bahkan kini terus meramaikan jagad maya. Warganet yang mengakui keindahan Piarakuku Hills yang memadukan pemandangan perbukitan sabana dan pahatan batu khas Sumba itu, senada mengecam, mengutuk perilaku yang mereka nilai bar-bar itu. (ion)