Layaknya lupa pada gelas kopi yang selalu menemani 00.00 saya, berhasil menarik dalam-dalam nafas yang membuat dada selalu ingin dielus setiap terhembus bersama pikiran yang melayang. Tertuju pada beberapa teman dan saudara yang berada jauh di luar negeri, bukan karena takut mereka tak pulang tapi hanya kuatir jika mereka pulang tanpa nyawa atau penyakit yang menuntun mereka pada kematian yang sudah menunggu. Bukankah itu lebih buruk dari pada pulang tidak membawa apa-apa? Dan yang menjadi lebih baik adalah tidak berangkat dikarenakan berkas yang tidak lengkap.
Meningkatnya angkatan kerja yang tidak diiringi ketersedian lapangan pekerjaan serta minimnya pilihan alternatif untuk memperoleh pundi rejeki secara substansial dan konsisten telah meninggkatkan rating iming-iming memperoleh gaji besar diluar negeri dengan mengesampingkan mekanisme dalam keberangkatan keluar negeri untuk menjadi TKW atau TKI secara legal entah karena tidak tahu atau memang PT Miring berhasil mengelabui informasi tentang hal krusial ini.
Saat ini seperti bukan hal asing lagi ketika mendengar orang akan diberangkatkan menjadi tenaga kerja di luar negeri dikarenakan jumlah pengerja kita diluar negeri tidak lagi berkisar dalam angka yang sedikit baik yang secara legal ataupun tidak.
Umbu Hapu selaku Kadis Transnaker menguraikan bahwa boleh saja menjadi TKI atau TKW asalkan melalui jalur perusahaan perekrut dan pengirim tenaga kerja yang resmi seperti apa yang sudah disosialisasikan di sekolah-sekolah tentang peluang dan tantangan menjadi pengerja luar negeri.
Umbu Hapu juga nenambahkan daftar perusahaan yang terdatar pada Distransnaker yaitu 15 perusahaan yakni Gasindo Buala Sari, Maharani Tri Utama Mandiri, Citra Bina Tenaga Mandiri, Bukit Mayak Asri, Rimba Ciptaan Indah, Pelita Karya Juhari, Ficotama Bina Terampil, Fioken Kencana Mandiri, Sukses Mandiri Utama, Sere Multi Pratiwi, Mahaya Bina Andhika, Citra Kartini Mandiri, Hadi Jaya, Gopama Tunas Bermuda, dan Mutiara Timur Mitra Perkasa, seperti dilansir Waingapu.Com 25/08/2017.
Selain menegaskan bahwa masyarakat perlu tahu perusahaan resmi yang merekrut tenaga kerja, Distransnaker juga melakukan program yang membekali setiap angkatan kerja dengan skill yang bisa diaplikasikan dalam dunia kerja seperti Kursus Listrik, Kursus Las, Kursus Komputer, dan Kursus Menjahit.
Harapannya adalah bahwa masyarakat lebih jeli untuk mengenali perusahaan yang legal merekrut tenaga kerja sehingga tidak termakan bujuk rayu kemanisan dari perusahaan yang hanya ingin meraup keuntungan banyak dan kemudian tenaga kerja yang dikirim hanya menjadi tempat pelampiasan birahi, tempat mengasah kemampuan bertinju dengan kata lain sebagai objek simulasi penganiayaan dan paling parah berujung pada kepulangan mayat yang terbujur kaku atau menjelma menjadi praktik human trafiking. Selain itu perlu waspada ketika yang merekrut orang adalah publik figur atau masih keluarga yang biasanya begitu mudah kita percaya.
Akhirnya ingin saya sampaikan adalah kita harus menjadi angkatan kerja yang berbekal skill, cerdas mencari peluang kerja, mampu menaksimalkan bidang industri kreatif sebagai alternatif dan jika terpaksa harus keluar negeri kita harus jeli memilih perusahaan yang legal agar kita benar mampu memperbaiki taraf hidup melalui menjadi TKI bukan malah memperkeruh keadaan.
“Sebuah bangsa yang tidak percaya pada kekutannya sendiri tidak layak disebut sebagai bangsa – Bung Karno”.[*]
Penulis: Sepritus Tangaru Mahamu