Waingapu.Com – Manajemen Radio Max FM – Waingapu, mengajak sejumlah peendengar setianya untuk berolah raga bersama, berjemur sekaligus menanam anakan mangrove (bakau) di pesisir Pantai Pada Dita dan Manubara, Kabupaten Sumba Timur (Sumtim) – NTT. Kegiatan ini dilaksanakan, Kamis (02/04) pagi tadi, dilaksanakan dalam suasana keakrapan, namun tetap mengikuti prosedur ‘physical distancing’ atau menjaga jarak aman sesuai anjuran pemerintah, dalam kaitan upaya menghindari plus memutus mata rantai penyebaran virus Corona atau Covid 19.
Dua ratusan anakan bakau ditanam kala itu. Dalam menanam bakau juga diterapkan jarak ideal antara bakau, mendekati jarak dua meter antar bakau. Hal mana juga dengan sendirinya menjadikan jarak antar penanam bakau masuk dalam kategori jarak ideal sesuai anjuran kesehatan, ketika pandemi Corona merebak secara global.
“Kita tanam bakau ini dengan jarak idealnya. Kitapun dengan sendiri turut berada dalam jarak yang ideal sesuai anjuran kesehatan. Jadi selain kita bisa tanam bakau untuk pelestarian alam dan meminalisir abrasi juga dampak gelombang pasang, sekaligusberolah raga dan berjemur,” jelas Marthen, salah satu pendengar setia radio yang studionya berada Kampung Kalu – Kelurahan Prailiu, Kecamatan Kambera itu.
Kegiatan menanam bakau, berolah raga plus berjemur ini, diprakarasi penuh oleh Radio Max FM Waingapu. Aksi simpatik yang juga didukung oleh Yayasan Life – Jepang ini bukanlah pertama kali namun telah berulang kali dilaksanakan. Yayasan yang mengusung motto ‘Live With Freinds On The Earth’ itu selalu mendukung radio Max FM dalam sejumlha kegiatan peduli lingkungan.
“Jadi selain tanam anakan bakau, kita juga menyulam atau mengganti anakan bakau atau pohon bakau yang telah mati maupun tumbang, baik karena usia juga karena ulah manusia. Kita berharap langkah kecil yang dilaksanakan ini, bisa memberikan kesadaran akan pentingnya kelestarian alam dan lingkungan, khususnya area pantai dan hutan mangrove, sebagai benteng pertama menghalau ancaman gelombang pasang, abrasi bahkan tsunami,” tandas Heinrich Dengi, penyiar sekaligus CEO Radio Max Waingapu. (ion)