Banyak cara bisa dilakukan untuk menujukan kepedulian kepada sesama, terutama bagi tumbuh kembang anak-anak. Banyak pula ide untuk hal yang sama. Namun demikian tidak banyak yang bisa memulai atau merealisasikannya. Selain karena keterbatasan sarana dan prasarana juga karena tidak mendapatkan spirit dari lingkungan sekitar. Namun apapun aralnya jika tekad sudah bulat, aral itu bisa dilalui walau tertatih dan tetap dalam deraan keterbatasan. Adalah ROOSLINDA RAMBU LODJI, seorang perempuan asal Sumba Timur, NTT, yang punya niat dan spirit itu. Dan itu direalisasikannya di Sumba Tengah. Berikut percakapan elektronik media ini dengan Rooslinda beberapa hari lalu.
Waingapu.com (W): Kapan Rumah Baca Sarinah dibentuk?
Roslinda (R): Rumah Baca Sarinah dibentuk pertama kalinya pada tanggal 22 Juli 2017, tidak ada yang spesial tentang hari itu, dengan semangat 45, niat yang membara dan bermodalkan 40 buah buku bacaan donasi dari sahabat saya sejak SMP, namanya Jublina Djami, kami mulai kegiatan literasi ini. Kami memulainya kala itu dengan doa oleh ketua BPMJ GKS Waikalaisung bapak Jhon Woli.
W: Kegiatannya berapa kali dalam sebulan?
R: Awalnya seminggu sekali, setiap hari Kamis. Karena saat itu kami kekurangan buku jadi kadang disiasati dengan kegiatan seperti menggambar, menulis, mendengarkan ceritera Alkitab. Kebutulan saya punya buku ceritera Alkitab berseri untuk anak-anak. Sekarang kapan saja anak-anak mau baca buku dirumah selalu tersedia buku-buku baru.
W: Sejak kapan terdaftar di Pustaka Bergerak Indonesia?
R: Dalam perjalanan sejak 22 Juli 2017 ada seorang kawan membantu kami untuk mendaftarkan Rumah Baca Sarinah lewat program Bapak Jokowi di Kemendikbud donasi buku, resminya terdaftar 04 September 2017.
W: Apa alasan buat rumah baca?
R: Alasan saya saat itu sederhana saja, supaya anak-anak di desa tempat kami tinggal bisa mendapatkan buku-buku bacaan yang baik. Dan juga menumbuhkembangkan minat baca anak yang masih kurang. Karena kenyataannya di lingkungan sekitar saya masih ada anak kelas 4 SD belum bisa membaca dengan lancar. Itu baru soal membaca apalagi soal berhitung dan lain-lain. Tidak muluk-muluk harapan saya, minimal anak sudah mulai suka dengan buku setelah adanya rumah baca ini.
W: Bagaimana mengatur waktu dengan aktivitas lainnya?
R: Untuk saat ini saya sudah punya sahabat relawan yang membantu mengurus buku-buku dan adik-adik yang datang membaca. Jadwal kami buka setiap sore sejak pukul 16.00 Wita.
W: Berapa jumlah pengunjung tetap jika di rata-rata?
R: Untuk anak-anak kelas 1 sampai 6 berjumlah sekitar 30-an anak yang aktif. Untuk yang umur PAUD ada belasan anak, termasuk anak saya juga.
W: Donasi buku dari mana saja yang datang?
R: Banyak dari semua penggiat literasi di Indonesia, terakhir saya mendapat donasi buku pelajaran SD kelas 1 hingga kelas 6 dari Yayasan Children Charity Foundation dengan jumlah buku hampir mencapai 1000 buah buku pelajaran yang kami bagikan kepada anak-anak di Desa Malinjak dan kepada pos-pos baca Sarinah.
W: Alamat Rumah Baca Sarinah di mana? Kali saja ada pembaca yang mau beri donasi.
R: Rumah Baca Sarinah alamatnya di jalan lintas Wailawa, Simpang SMA 01 Waibakul, Rumah Bapak Bobu Lainju Langnga, Nomer 02, Desa Malinjak, Kecamatan Katikutana Selatan, Kabupaten Sumba Tengah, NTT, kode pos 87282, atau bisa menghubungi saya Rooslinda Rambu Lodji di nomer HP: 082-247-409-846.[*]