SMPN Satap Kaloka Dalam Ancaman ‘Krisis’ Tenaga Guru

oleh
oleh

Waingapu.Com – SMP Negeri Satu Atap (Satap) Kaloka, Kecamatan Kamanggi, Kabupaten Sumba Timur (Sumtim), NTT, dikuatirkan tidak akan lagi miliki guru bidang studi Bahasa Inggris. Pasalnya, pengabdian Dyah Nur Rachmawati, sebagai guru bahasa inggris akan berakhir bulan Juni nanti, hingga praktis pada bulan Agustus, SMP yang miliki dua ratusan murid akan ‘krisis’ guru bahasa asal negeri Ratu Elisabeth itu.

“Di sini guru bahasa inggrisnya hanya satu orang, dan masa tugasnya akan berakhir Juli nanti. Ibu Dyah nama gurunya, ditempatkan di sini untuk mengabdi sebagai bagian dari program SM3T. Jadi nanti saat masa tugasnya berakhir ya praktis kita di sini kosong guru bahasa inggris, semoga nanti ada penempatan guru sebagai penggantinya,” urai Rovilus Petrus A. Dimu, Kepala SMP Negeri Satap Kaloka, kepada wartawan, Kamis (26/04) lalu.

Baca Juga:  Alokasi Dana APBD Untuk Peningkatan Mutu Pembelajaran Akan Diperbesar

Tak hanya krisis guru bahasa inggris, sekolah yang siswanya banyak yang kediamannya jauh dari sekolah itu, bahkan ada siswanya yang berasal dari kecamatan tetangga, hingga siswanya harus berjalan kaki belasan kilometer itu, juga alami keterbatasan tenaga pendidik dalam bidang studi lainnya.

“Ada guru yang harus mengajar sekalipun itu bukan basicnya atau mengajar lebih dari satu mata pelajaran. Bahkan ada pula guru di sini yang hanya berijazah SLTA. Tapi yaaa mau bagaimana lagi, realitanya seperti itu,” timpal Rovilus yang berstasus sebagai guru Aparatur Sipil Negara (ASN) dan juga mengajar PKN itu.

Kendala lainnya adalah peristiwa adanya guru-guru yang sempat mengajar namun kemudian tidak bertahan lama dan mengundurkan diri.

Baca Juga:  Pendidikan Berperan Membentuk Karakter Pemuda

“Di sini honor komitenya selain ada yang berijazah SLTA juga harus bisa mengerti dengan keterbatasan kami dimana honornya baru bisa diterima pertriwulan dengan kisaran dua ratusan ribu perbulannya. Jadi mungkin karena itupula jadi banyak yang kemudian tidak lagi mengajar atau mengajar di sekolah lainnya,” papar Rovilus.

Namun demikian, dalam ragam keterbatasannya, sekolah ini sebagaimana disebutkan Rovilus, cukup berprestasi. Pasalnya masuk dalam posisi posisi 10 besar dalam kelulusan tahun kemarin dari tujuh puluh lima satuan pendidikan SMP yang ada di seantero Sumtim.(ion)

Komentar