Waingapu.Com – Banjir yang menggenangi kawasan di depan dan sisi timur Lapangan Rihi Eti, Kelurahan Prailiu, Kecamatan Kambera, Kabupaten Sumba Timur, NTT, Kamis (06/01) siang hingga menjelang sore hari lalu mengundang keprihatinan dan perhatian raga kalangan. Banjir ini juga mengusik kenyamanan warga yang bermukim dan berusaha dilokasi tersebut, juga para nasabah kantor Pegadaian Cabang Prailiu.
“Sudah pasti kenyamanan nasabah tadi terusik karena banjir itu. Untung saja tidak sampai masuk ke loket dan ke dalam kantor. Jadi layanan pada para nasabah tetap berjalan walau karyawan dan juga nasabah cemas akan kondisi itu,” jelas Budy Sangu Ate, Manager PT. Pegadaian (Persero) Cabang Prailiu.

Budy yang dihubungi wartawan via gawainya itu lebih lanjut mengatakan, puncak genangan terjadi sekira pukul 15 : 000 WITA. Dia menaruh harapan, kondisi seperti itu jangan sampai terjadi dalam beberapa hari ke depan.
“Kalau bisa jangan sampai terjadi lagi seperti itu. Karena yang lalu pernah juga banjir, tapi tidak setinggi tadi, namun juga airnya sudah lewati selokan. Bahkan lalu ada anak yang jatuh ke dalam selokan karena deker masuk kantor tidak kelihatan lagi. Untung saja anaknya cepat ditarik bapaknya, jadi tidak sampai fatal,” ungkap Budy.
Lebih lanjut Budy mengatakan, proyek pembangunan stadion Rihi Eti juga punya andil bagi terjadinya banjir dan genangan itu. Menurutnya, sebelumnya kondisi dalam lapangan masih cukup rendah dan bisa menampung air, sehingga genangan tidak sampai seperti tadi. Namun karena telah ditimbun atau ditinggikan, juga telah mulai rampungnya pekerjaan tembok, sementara drainase juga tidak lagi mampu bekerja optimal, terjadilah kondisi itu.
“Kita berharap saja nanti dengan peristiwa tadi ada upaya perbaikan drainase dari instansi terkait, juga tentu kesadaran warga dalam membuang sampah sehingga tidak menjadi penyumbat jalannya air,” timpalnya.
Adriana salah seorang nasabah yang juga sebelumnya mengunjungi Kantor ini untuk mencari kain tenun ikat juga menyatakan kekuatiran dan harapan serupa.
”Saya tadi mau lihat-lihat kain, siapa tahu ada yang sisa lelang. Kemudian hujan besar, saya pulang air masih di mata kaki, eee satu jam saya di rumah, saya lihat orang posting itu air sudah tinggi. Karena kepo dan juga pas mau jemput anak pulang sekolah, lewat sini ee ternyata airnya sudah tinggi begini. Semoga nanti tidak terjadi lagigi. Dulu waktu seroja saja, di sini tidak sampai begini,” ungkapnya ketika dimintai tanggapannya beberapa saat pasca dia memarkir sepeda motornya di depan counter HP, tidak jauh dari gerbang masuk Lapangan Prailiu dan Kantor Pergadaian itu. (ion)