Belalang Kembara Tebar Teror Pada Delapan Kecamatan di Sumba Timur

oleh
oleh
Belalang Kembara

Waingapu.Com – “Hingga kini ada delapan kecamatan yang melaporkan adanya serangan hama belalang. Memang pada umumnya masih menyebar koloninya pada padang sabana, dan belum sampai merusak lahan pertanian dan tanaman pangan milik warga. Namun tetap saja mencemaskan warga, karena populasi dan juga penyebarannya tergolong cepat,” ungkap Oktavianus Mbaku Muku, Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Holtikultura (Distan-TPH) Kabupaten Sumba Timur (Sumtim) kepada wartawan Rabu (01/07) siang lalu.

Penjelasan Oktavianus itu menjawab pertanyaan wartawan terkait update penyebaran dan pengendalain belalang kembara, yang juga miliki ‘nama keren’ Locusta Migratoria itu. Kedelapan kecamatan itu demikian lanjut dia yakni, Kecamatan Pandawai, kambera, Kota waingapu, Kambata Mapambuhang, Kahaungu Eti, Umalulu dan Rindi serta Pahunga Lodu.

Baca Juga:  Sumba Timur Kembali Dapat Pasokan 100 Vial Vaksin Astrazeneca

“Yang terbaru dan baru saja tadi tim kami ke lokasi, adanya serangan hama belalang pada persawahan warga di desa Kotak Kawau, kecamatan Kahaungu Eti, katanya ada padi satu hektar yang diserang. Selain itu lahan sayuran organik di daerah Mbatakapidu, Kecamatan Kota. Kami turunkan tim setelah terima laporan untuk melakukan pengendalian,” tandas Oktavianus yang kala itu ditemui di depan ruang kerja Sekretaris Daerah Sumtim itu.

Oktavianus yang kala itu didampingi Mariana A. Praing, Kepala Bidang (Kabid) Tanaman Pangan & Holtikultura juga mengakui tim brigade pengendalian dan pembasmi belalang cukup kewalahan. Hal itu karena cukup luas dan sporadisnya kemunculan koloni belalang kembara.

“Sebanyak seribu tiga ratus spot yang terdata ditemukan adanya koloni balalang kembara. Jadi setiap hari tim brigade pengendali belalang bekerja turun ke lokasi – lokasi yang dilaporkan. Hanya hari Minggu tim itu libur, beruntung ada bantuan pula dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah dalam bentuk mobil operasional untuk mengangkut pestisida dan alat semprot. Kita berhasap belalang bisa dikendalikan atau dibattasi penyebarannya,” timpal Mariana turut meberikan penjelasan.

Baca Juga:  Cuaca Buruk, Petani Garam Watumbaka Berhenti Berproduksi

Rabu (01/07) jelang siang lalu, terpantau di Mbatakapidu, khususnya di sekitaer Tanambi dan lahan kebun sayur organik yang dikelola warga dan yayasan Komunitas Radio Max Waingapu, sisa-sisa keberadaan dan juga ‘aksi; si kembara masih nampak. Tanaman jagung dan sayuran nampak ludes daunnya dan hanya tersisa batang. Beruntung, saat diserang si Kembara, warga setempat telah memanen sebagian sayurannya.

“Untung kemarin-kemarin sudah sempat ada yang kami panen, kalau tidak tentu lebih banyak kerugian yang kami alami. Tapi tak apa-apa, esok lusa kami tetap akan bangkit lagi. Ini masih ada bawang merah puluhan bedeng yang tidak tersentuh belalang, karena itu pantang bagi kami untuk menyerah,” tandas Junus Imanuel Hauteas, jurnalis dan juga motivator warga pengelola kebun sayuran yang dinamainya ‘Kebun Sayuran sahabat corona’ itu kepada media ini di sisi pompa Barsha yang terus berputar mengangkat air dari sungai Mbatakapidu tanpa menggunakan BBM fosil itu. (ion)

Baca Juga:  Hampir Tiga Ribu Warga Sumba Timur Telah Divaksinasi Covid-19

Komentar