Dinkes Sumba Timur Gunakan Rapid Test untuk Deteksi Warga Terpapar DBD

oleh
oleh
Jonker

Waingapu.Com – Ancaman Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kabupaten Sumba Timur perlu disikapi serius oleh semua elemen dimasyarakat. Apalagi penyakit yang disebarkan oleh nyamuk aedes aegypti itu pernah memberi sejarah kelam bagi Tana Matawai Amahu pada tahun 2019 silam, dimana terjadi Kasus atau Kejadian Luar Biasa (KLB). Untuk memastikan penanganan sedari dini bagi warga yang terkena DBD, Dinas Kesehatan (Dinkes) setempat menyiapkan alat rapid test.

“Pada prinsipnya fasilitas Kesehatan yang ada di seluruh Sumba Timur siap untuk merawat warga yang terkena DBD. Kita sudah siapkan alat rapid test khusus DBD. Jadi ini bisa untuk bisa mendeteksi lebih dini warga yang terkena DBD, ini salah satu langka yang kita siapkan antisipasi,” jelas Jonker Telnoni, Kepala Bidang (Kabid) Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Dinkes setempat, Jumat (07/1) siang kemarin saat ditemui di ruang kerjanya itu.

Baca Juga:  Waspada, Delapan Dari 22 Kecamatan Di Sumba Timur Zona Merah Covid-19

Kepada petugas pada seluruh Fasilitas Kesehatan yang tersebar di seluruh Sumba Timur, urai Jonker, telah diwajibkan untuk mengajukan surat permintaan peralatan rapid DBD. “Kita tidak mau kejadian seperti 2019 lalu, banyak yang harus jadi korban meninggal dunia karena lambat terdeteksi dan tertangani sejak dini. Dengan alat rapid ini, petugas di seluruh Puskesmas yang ada bisa cepat mendeteksi warga yang terkena DBD dan bisa segera dirujuk bisa perlu,”paparnya.

Jadi alat rapid itu sendiri,sebut Jonker mirip dengan yang digunakan untuk mendeteksi positif dan negatifnya atau reaktin dan non reaktifnya Covid-19. Hanya memang ada metode tersendiri untuk menentukan bahwa warga yang di rapid test itu positif DBD atau malaria. “Kewaspadaan warga pada DBD perlu kita ingatkan terus, petugas terus gencarkan sosialisasi dan penyuluhan, termasuk dengan pembagian abate. Bayangkan saja jika sudah positif DBD daya tahan tubuh pasti drop, tentu rentan pula terpapar Covid-19, itu yang kita kuatirkan,” tandasnya.

Baca Juga:  Stunting Di Sumba Timur Masih Tersebar Merata

Penerapan 3 (tiga) M yakni sering Menguras tempat penampungan air, Menutupnya dan juga Menguburkan benda – benda yang bisa menampung air yang merupakan tempat ideal bagi habitat nyamuk demam berdarah, harus dilaksanakan warga.

“Gerakan 3M merupakan cara ampuh untuk menekan angka penyebaran penyakit DBD. Selain itu perlu pula menghindari gigitan nyamuk dengan tidur menggunakan kelambu atau gunakan obat nyamuk,” timpalnya sembari menambahkan, sepanjang tahun 2021 lalu terjadi 41 kasus DBD yang tersebar di sejumlah wilayah Sumba Timur. Dari jumlah ini terdapat delapan kasus yang terjadi pada Desember 2021, sementara hingga awal tahun 2022tercatat satu kasus terjadi. (ion)

Baca Juga:  Karyawan Dinas Pendidikan Jalani Vaksinasi Covid-19 di Kodim 1601 Sumba Timur

Komentar