Waingapu.Com – Rentetan pengakuan dan pernyataan HS, pedagang dan terduga kuat sebagai otak dibalik pengoplos beras bulog untuk menjadi beras kualitas medium dan premium boleh jadi petunjuk penting bagi aparat untuk mengusut dan memproses tuntas keterlibatan sejulah oknum dalam jaringan atau sindikat pengoplos beras di Kabupaten Sumba Timur (Sumtim), NTT. Sinyalemen adanya keterlibatan oknum Bulog mengemuka seiring pengakuan HS kepada wartawan, bahwasanya dirinya tidak sendiri ‘berpraktek’ namun sepengetahuan dari bulog dan kepala Sub Divre Bulog Waingapu.
“Saya ambil beras langsung dari gudang dolog (Bulog, -red), saya beli persetujuan dari kepala dolog, saya masukan surat untuk jadi distributor. Saya biasa ambil satu oto dam atau 700 koli 10 ton empat ratus kilogram. Yang beli beras dari dolog bukan saya sendiri sebenarnya, banyak juga pengusaha lain,” jelas HS kepada wartawan yang menemuinya di Mapolres Sumtim, Jumat (16/03) petang lalu.
Beras dari bulog divre Waingapu yang dijual kepada para pedagang yang kemudian dioplos itu disinyalir aparat yang melakukan penggerebekan merupakan beras yang diperuntukan untuk operasi pasar. Banyaknya karung berlabel bulog yang telah kosong di gudang HS diakui HS untuk dikembalikan ke Bulog dengan dalil bahwa karung tersebut adalah milik negara.
“Karung dolog itu karung sisa dan nantinya saya kembalikan ke dolog, saya tidak berniat menyimpannya lama-lama karena itu label negara, jadi saya kembalikan ke dolog,” timpalnya.
Adapun dalam penggerebekan itu, aparat mendapati dan mengamankan ribuan karung bulog bekas, 600 karung beras bermerek, alat timbangan dan benang jahitan. Sayang kala melakukan penyusuran ke lokasi lannya, aparat tidak lagi menemukan hal serupa, diduga kuat penggerebak itu telah bocor dan membuat para pelaku menyembuyikan atau memindahkan kelokasi lainnya.(ion)