Waingapu.Com – Banyak cara bisa dilakukan oleh para guru untuk menarik minat murid-muridnya untuk belajar dan menyimak ajaran sang guru. Semuanya kembali ke para guru untuk menciptakan atau berinovasi menciptakan suasana atau Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) yang inovatif. Menampilkan kreasi berbentuk kolam adalah salah satu cara yang ditampilkan oleh Komunitas Kelompok Kerja Guru (KKG) Pandawai I (satu), dalam ajang Pameran dan Kompetisi Literasi se-Sumtim di Gedung Nasional Umbu Tipuk Marisi, Jumat (30/11) hingga Sabtu (01/12) lalu.
“Ini kami kreasikan dan beri nama kolam literasi. Ini berangkat dari niat kami untuk mengenalkan ekosistem hewan di air baik yang ada di sungai, kolam dan laut. Banyak anak yang awalya belum tahu dengan cara ini kami kenalkan ke mereka. Ada pula anak yang tahu tapi hanya dalam bahasa daerah atau bahasa ibunya, kami kenalkan lewat kolam ini nama hewan dalam bahasa Indonesianya,” jelas Yunita Logo, salah satu anggota KKG Pandawai I kala ditemui di depan booth atau stand, Sabtu (01/12) lalu.
Lebih jauh dijelaskan Yulita, yang sehari-hari mengabdi di SDI Haming, Desa Maubokul, Kecamatan Pandawai, cukup jauh jaraknya dari kawasan Laut dan Pantai. Dengan metode kolam literasi, anak-anak bisa sedkit banyak mengetahui hewan apa saja yang ada di laut. Selain itu, anak-anak juga diajarkan untuk mencintai alam dan lingkungannya.
“Saya mengajar di kelas dua. Yang mana kelas ini kelas awal dan perlu pendekatan berbeda jika dibandingkan dengan kelas di atasnya. Apalagi banyak yang belum sepenuhnya paham bahasa Indonesia. Jadi kami pakai pengantar bahasa Sumba. Jadi dipadukan pemnagar dalam bahasa Sumba dengan bahasa Ibu. Itupun baru empat bulan terakhir sejak hadirnya INOVASI di sekolah kami,” urai Yulita sembari menitip asa agar sekolah-sekolah di luar kota, idealnya ditempatkan guru yang memahami bahasa ibu atau bahsa daerah setempat, khususnya untuk kelas-kelas awal atau kelas satu dan dua SD.
Disaksikan kala itu, dalam kolam yang berdiameter sekira 1 (satu) meter itu, terdapat beberapa ikan air tawar. Selain itu adapula cangkang kerang laut, dan replika aneka makhluk laut, lengkap dengan nama dalam bahasa Ibu maupun Bahasa Indonesia. Juga aneka gambar makluk hidup dan benda lainnya yang ada di sekitar sekolah dan lingkungan anak-anak dan keluarganya.
“Saya senang lihat ikan berenang dan juga ada nama-nama ikan, juga kerang. Tadi saya sempat pegang ikannya tapi tidak lam dia langsung berenang ke temannya. Mari-mari sini lihat ini ikan semangat betul ee,” ungkap Ari salah satu pengunjung anak, ketika diminta komentarnya namun spontan ajak kawan-kawannya mendekat.
Adapun kegiatan ini diikuti oleh 23 KKG Komunitas yang tersebar di 22 kecamatan. Hingga kini kreativitas dan inovasi para guru seperti inilah yang terus digali dan dan dikembangkan seiring hadirnya INOVASI di Sumtim. Inovasi untuk Anak Sekolah Indonesia (INOVASI) sendiri merupakan program kemitraan antara pemerintah Australia dengan pemerintah Indonesia. Salah satu program yang dilakukan adalah peningkatan kapasitas guru melalui Pengembangan Literasi Berbasis KKG. (ion)