Waingappu.Com – Lapangan Pacuan Kuda Rihi Eti di Prailiu, yang seharusnya menjadi pusat kebanggaan tradisi berkuda di Sumba Timur, kini justru memprihatinkan. Lampu-lampu tenaga surya yang dulunya menerangi arena, kini banyak yang raib dan rusak.
“Bukan hanya lintasannya yang rusak, tapi lampu-lampu pun banyak yang hilang. Ini menyedihkan,” ungkap Ketua PORDASI Sumba Timur, Felix Wongkar, dengan nada kecewa.
Felix menyoroti hilangnya rasa memiliki dari masyarakat terhadap fasilitas umum. Ia menyebut tindakan perusakan atau pencurian lampu sebagai cermin dari krisis mental dan kepedulian.
Ironisnya, bagian bawah tribun pun tampak tak terurus—kotor, bau, dengan fasilitas MCK yang tak layak pakai. Sampah berserakan, seolah tempat itu tak lagi punya nilai budaya atau prestise.
“Kami siap kelola dan rawat lapangan ini, kalau diberi kepercayaan. Tapi tetap harus koordinasi dengan warga adat Kampung Raja Prailiu,” tambah Felix.
Lapangan yang dulu ramai oleh sorak-sorai penonton pacuan kuda, kini malah sunyi—dihiasi tiang lampu yang justru tak bisa bercahaya menunjukkan jejak ketidakpedulian.(ion)