Waingapu.Com – Dana APBN senilai lebih dari lima milyar rupiah yang dikucurkan pemerintah pusat ke Kelurahan Kawangu, Kecamatan Pandawai, Kabupaten Sumba Timur (Sumtim) NTT dalam bentuk pembangunan jaringan irigasi DI Kawangu mendapatkan aneka apresiasi warga sekitar. Mulai dari kekuatiran kualitas bahan yang dipakai hingga kenyamanan warga terkait saluran tersebut.
Aneka apresiasi warga itu dikemukakan spontan, Sabtu (01/08) lalu oleh sejumlah warga yang hadir dan mendekati wartawan beberapa saat sebelum dimulainya ceremonial peletakan batu pertama pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Uap di Kawangu.
“Kami kuatir nanti ini kalau hujan bisa langsung roboh, pak lihat saja itu modelnya begitu. Yang lalu waktu baru bangun bendungan dan irigasi juga begitu, baru hujan satu dua kali saja langsung jatuh pasangan,” ketus seorang warga yang enggan disebutkan namanya.
“Kami kuatirnya bukan apa-apa, campurannya bisa saja tidak semestinya. Lihat saja itu dasar selokan langsung ditaruh batu gunung baru nantinya ditutup dengan campuran. Belum lagi nanti kami punya ternak tasalah bisa jatuh dan hilang di ini saluran,” imbuh seorang warga lainnya.
Yohanis Santoso, Direktur PT. Lestari Jaya yang merupakan kontraktor pelaksana proyek dimaksud ketika dikonfirmasi via telpon selularnya Senin (03/08) lalu menegaskan pihaknya bekerja sesuai dengan mekanisme yang berlaku.
”Saya sudah beberapakali kerja pada proyek APBN yang sama atau serupa. Saya kerja yang terbaik dan tidak keluar dari bestek proyek dan sesuai aturan. Namun kalau memang ada beberapa titik yang bermasalah ya namanya juga manusia kemungkinan itu ada. Tapi untuk itu kami kalau salah tetap kami siap bongkar dan perbaiki apalagi ini belum penyerahan. Terima kasih untuk fungsi kontrolnya,” urai Santoso yang mengaku sedang berada di Surabaya untuk check up kesehatan.
Senada dengan Santoso, Antonius Delawe, pembantu pelaksana proyek dimaksud ketika ditemui disela-sela kesikbukannya memantau langsung pekerjaan tersebut, Rabu (05/08) lalu menegaskan,pekerjaan yang dilakukan tidak pernah melenceng dari ketentuan.
“Saya kerja juga jaga nama baik, saya tinggal di Sumba sini jadi apa yang saya kerja juga untuk saya nikmati. Terkait dengan kekuatiran itu dan kerjaan ini untuk diketahui bahwa setiap hari selalu ada konsultasi sebelum, sementara dan setelah kerja dengan konsultan. Jadi tidak pernah kami kerja semau kami saja tapi telah sesuai dan lalui mekanisme yang berlaku,” tandas Antonius.
Apresiasi lain terhadap proyek dimaksud juga dikemukakan warga lainnya yang ditemui. “Semoga pekerjaan ini selesai tepat waktu dan berkualitas. Hingga saya bisa kembali kerja sawah. Kalau ada irigasi begini saya tidak hanya bisa tanam jagung karena harap hujan saja, tapi juga bisa tanam padi dan sayur,” jelas seorang warga yang ditemui terpisah.(ion)