Waingapu.Com – Tugas untuk menjaga dan memikirkan kelestarian bangsa dan negara bukanlah semata tugas para pemimpin tapi juga menjadi tugas dann kewajiban kaum muda. Pemuda adalah agen perubahan sekaligus penjaga persatuan dan kesatuan bangsa. Demikian ditegaskan Wakil Bupati Sumba Timur (Sumtim), NTT, Umbu Lili Pekuwali, kala membuka dan melepas aksi long march dan parade budaya di Kawangu, Kecamatan Pandawai, Sabtu (19/05) lalu.
“Saya sangat mengapresiasi kegiatan yang dilakukan oleh Komunitas Ana Tana dan FKPK ini. Sesungguhnya tugas menjaga dan memikirkan negara bukan hanya tugas para pemimpn negara atau juga para orang tua, tetapi menjadi tugas bersama dari orang muda di negara ini, khususnya di Sumba Timur. Pemuda juga sebagai agen perubahan harus menjadi penjaga persatuan dan kesatuan Bangsa,” tandas Umbu Lili.
Dalam kegiatan Long march dan parade budaya yang dilaksanakan oleh Komunitas Ana Tana dan Forum Komunikasi Pemuda Kawangu (FKPK) itu, Umbu Lili juga berharap pemuda menjadi garda terdepan dalam menangkal pemikiran orang, maupun kelompok atau golongan yang menginkan persatuan bangsa namun dalam keseragaman sesuai konsep pemikiran mereka.
“Kalau kita inginkan persatuan bangsa kita yang majemuk ini, itu artinya kita harus menerima perbedaan sebagai bumbu penguatnya, ” tandas Umbu Lili.
Dijelaskan Sepritus Tangaru Mahamu, penanggung jawab Kegiatan itu, selain untuk menyongsong dan memeriahkan hari Kebangkitan Nasional, juga untuk menghaturkan doa dan pernyataan solidaritas untuk para korban aksi Terorisme dan kaum radikal. Aksi simpatik itu ditujukan bagi korban kericuhan di Mako Brimob Jakarta, Pemboman sejumlah gereja dan Mapolres di Surabaya serta di Polda Riau.
“Kegiatan ini selain memperingati Hari Kebangkitan Nasional juga mendoakan para korban peristiwa-peristiwa buruk yang menimpa Indonesia Belakangan ini. Kegiatan ini memang diinisiasi oleh anak – anak muda yang tergabung dalam dua organisasi kepemudaan yang eksis dikawangu yakni Komunitas Ana Tana, FKPK. Juga didukung penuh oleh Kecamatan Pandawai, Kelurahan Kawangu dan Puskesmas Kawangu,” urai Sepritus.
Kegiatan Long march dari jembatan Kawangu hingga keterminan Kawangu, diwarnai atraksi budaya dan seni, yang diikuti ratusan peserta itu, juga mendapatkan support dari elemen lainnya. Nampak hadir utusan Stube Hemat Sumba, GMNI dan GMKI Waingapu, Ana Humba Community, IKPML Waingapu, FPWK, Pemuda Mesjid Kalangga, Forum Anak Kawangu, SMAN 1 Pandawai, SMTK Reformasi Pandawai juga Tokoh Masyarakat Kawangu.
Dalam kesempatan yang sama, Yesthon U. L. Pura Tanya, Koordinator Forum Komunikasi Pemuda Kawangu menjelaskan, keprihatinan kaum muda terhadap peristiwa-peristiwa kemanusian yang menimpa kehidupan bernegara dan meninggalkan duka yang mendalam bagi NKRI, menjadi pijakan kegiatan tersebut.
“Kegiatan ini memiliki dua titik sentral yakni Long March dari Jembatan Kawangu sampai terminal bus Kawangu. Hal ini diharapkan bisa menyampaikan sinyal kepada masyarakat Kawangu agar tidak terprovokasi dengan hoax yang selama ini tersebar dengan mengatas namakan SARA. Tetap Menjaga Rasa Solidaritas dan Toleransi. Doa dipanjatkan sembari membakar seribu lilin untuk perdamaian dan persatuan Indonesia,” urai Yesthon. (ion)