Waingapu.Com – Upaya keras Tim gabungan dari Basarnas Pos-SAR Waingapu dan Pos-AL dibantu keluarga untuk menari keberadaan Kalikit Lindi Djawa, seorang kakek yang terseret arus banjir hingga kini masih belum membuahkan hasil. Kakek berusia 67 tahun itu disebutkan hilang oleh keluarganya sejak Jumat (29/01) malam lalu, saat bersama seorang rekannya, menyebrangi sungai Maidang, Kecamatan Kambata Mapambuhang. Kabupaten Sumba Timur (Sumtim) – NTT, sepulang dari mencari anakan porang. Sungai Kambaniru yang terhubung dengan Sungai Maidang itu, menjadi sasaran pencarian tim SAR selama dua hari terakhir.
“Tadi kami tim dan juga keluarga sama-sama mulai lakukan pencarian dari sekitar jam tujuh pagi. Kami star awal dari muara sungai Kambaniru,” kata Muslih, Komandan Pos-SAR Waingapu, ketika dihubungi via telpon selularnya, Selasa (02/02) petang tadi.
Tim SAR masih akan melanjutkan pencarian besok. Dan memohon bantuan doa masyarakat dan keluarga, kakek Kalikit bisa ditemukan. “Kami tadi cari di seputaran sungai dan muara Kambaniru, tapi kemudian ada informasi dari warga yang mencium aroma tidak sedap di sekitar bendungan ,jadi kami kembali ke sana dan lakukan pencarian, tapi hingga jelang gelap tadi kami belum berhasil ketemu,” jelas Muslih.
Bantuan warga dalam pencarian kakek Kalikit juga diapresiasi Tim SAR. Apalagi dalam pencarian itu, warga juga turut memberikan informasi kearifan lokal ketika harus melewati sarang buaya muara yang secara umum diketahui sebagai predator ganas itu.
“Kami masuk lewati markas boleh dibilang begitu, sarang buaya, tapi kita hanya lihat saja, tidak apa-apa. Warga meminta kita cukup bilang itu Apu dan Mboku (nenek dan kakek dalam bahasa daerah Sumtim) tak usah sebut namanya. Kami tidak pakai perahu karet tadi karena banyaknya kayu – kayu tajam jadi pakai perahu nelayan,” imbuh Muslih.
Diberitakan sebelumnya,Uhing Pindi Ndjawa, menginformasikan peristiwa terseret Kalikit, melalui media sosial miliknya. Ketika dikonfirmasi, ia kemudian menghubungi media ini dan memberikan penjelasan dari balik gawainya, Senin (01/02) siang kemarin.
“Awalnya mereka pergi cari anakan porang, ketika pulang rumah sudah malam mereka nyebrang sungai, ketika itulah tiba-tiba banjir datang, kawannya selamat dan Bapak tua itu terseret banjir,” jelas Uhing.
Pencarian korban, demikian Uhing yang juga masih terhitung cucu dari Kalikit itu dilakukan mulai dari bendungan Kambaniru hingga ke muara Sungai Kambaniru.
“Memang Mboku (kakek, -red) terseret banjir di Maidang, dan keluarga telah lakukan pencarian hingga ke kawasan bendungan Kambaniru. Tapi belum ditemukan. Kami kemudian informasikan ke Basarnas dan tadi bersama-sama lakukan pencarian lagi sampai muara di sekitar jembatan lama Kambaniru,” tambahnya. (ion)