Waingapu. Com – Pelaksanaan Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPK) di Kabupaten Sumba Timur (Sumtim) – NTT hingga kini masih terus diberlakukan. Namun demikian penerapan Protokol Kesehatan (Prokes) dalam bentuk 3M masih minim dilakukan oleh warga. Demikian diungkapkan Letkol (Czi) Dwi Joko, Dandim 1601 Sumtim, Selasa (021/02) siang lalu.
“Perlu dipahami PPKM sebenarnya merupakan regulasi yang dibuat pemerintah daerah hanya untuk memberikan acuan ataupun pedoman. Tetapi yang lebih penting dalam hal ini adalah kesadaran dan kedisiplinan masyarakat untuk mau tahu bahaya dari Covid-19. Karena penerapan dan kedisplinan 3M di Pasar ini maupun khususnya dan untuk lingkup lebih luas lagi masih kurang,” tandas Dwi Joko, di sela-sela kegiatan sosialisasi PPKM dan operasi penerapan Prokes, di lantai dua Pasar Inpres – Matawai, Kota Waingapu.
Dipastikan Dwi, kegiatan serupa demikian akan terus dilakukan secara kontinyu dan tetap bersinergi dengan unsur lainnya. Hingga masyarakat teredukasi dan muncul kesadaran bahwa prokes itu penting untuk keselamatan diri juga orang lain.
“Masyarakat harus mucul kesadaran diri sendiri dan jangan abaikan penerapan protokol kesehatan. Covid-19 jika disikapi dengan lalaikan penerapan 3M, bisa berbahaya bagi diri juga orang lain,” timpalnya.
Dandim yang juga merupakan wakil ketua Satgas Covid-19 setempat itu juga terus memotivasi tim gabungan TNI, Polri, Pol PP dan Brimob serta Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat untuk terus memberikan informasi dan edukasi pada warga.
Terpantau saat itu, sosialisasi PPKM juga penerapan Prokes di Pasar Inpres Matawai, Dwi Joko beberapa kali menegur langsung dan memberikan pemahaman pada warga tentang PPKM dan penerapan 3M. Beberapa warga sempat kaget dan tidak mengetahui bahwa yang memberikan penjelasan juga memberikan masker adalah Dandim setempat.
“Saya tadi kaget, apalagi tidak pakai masker dan tiba-tiba didekati tentara. Tapi ternyata saya disapa dengan lembut dan dibdri penjelasan tentang pentingnya masker. Kemudian saya dapat masker dan langsung disuruh memakainya, juga dikasih hand sanitizer,” ungkap Margaretha, seorang pedagang di Pasar Inpres.
Himbauan untuk warga menerapkan minimal 3M dalam kesehariannya yakni menggunakan masker dalam aktifitas hariannya, mencuci tagan sesering mungkin dengan air mengalir dan menghindari serta tidak menciptakan kerumunan, terus digalakan satuan tugas Covid-19 Sumtim. Apalagi jika merujuk data Posko Pencegahan dan penanggulangan Covid-19 Sumtim, telah terjadi 12 kasus meninggal dunia dari total 290 kasus positif Covid-19. Realita bahwa ruang isolasi telah penuh, sehingga harus menggunakan hotel Cendana sebagai lokasi isolasi terpusat, karena RSUD setempat yang hanya mampu menampung 16 pasien positif Covid-19, sementara jumlah warga yang positif dan harus diisolasi mencapai 97 orang, juga tak bisa dipandang sebagai informasi angin lalu. (ion)