Waingapu.Com – Beberapa hari terakhir antrian lebih panjang dari hari biasanya kerap terjadi di sejumlah SPBU di kota Waingapu, Kabupaten Sumba Timur (Sumtim) – NTT. Tumpukan kendaraan bermotor juga warga yang mengantri dengan membawa jerigen, nampak lebih dari biasanya di dispenser atau pompa untuk bahan bahan minyak (BBM) jenis Premium atau bensin. Terkait realita itu, pihak Depo/Terminal BBM Pertamina Waingapu melihatnya sebagai bentuk kepanikan warga saja dan juga dampak dari kurangnya sosialisasi pada warga sebagai konsumen.
“Kalau antrian panjang itu lebih karena masyarakat masih belum teredukasi maksimal terkait dengan BBK atau Bahan Bakar Khusus,” tandas Muhammad Angga Dexora, Retail Sales Branch Manager MOR V, kepada wartawan yang menemuinya di Terminal BBM Pertamina Waingapu, Sumtim Rabu (29/07) lalu.
Tak hanya itu, Angga Dexora juga menjelaskan penggunaan BBM jenis Premium untuk pulau Sumba, sebenarnya telah over kuota. Karena itu perlu untuk dikendalikan agar kouta yang ada bisa bertahan hingga berkahirnya tahun 2020,
“Jadi sejak Juni 2020 lalu untuk kouta premium di seluruh pulau Sumba sudah over. Karena itu kami mulai mengatur atau dalam rangka untuk penyesuaian penyaluran untuk konteks premium agar tidak over kouta diakhir tahun,” papar Angga.
Pertamina, demikian urai Angga lebih lanjut, telah pula menyiapkan BBM subtitusi atau pengganti yang juga tidak kalah kualitasnya dengan Premium. “Sebetulnya di kami melalui SPBU yang ada telah pula ada Pertalite untuk subtitusinya, dan tidak kalah bahkan lebih bagus kualitasnya,” tambah Angga sembari mengakui masih kurangnya sosialisasi kepada masyarakat seputar keberadaan dan keunggulan BBK seperti halnya Pertalite.
“Pembatasan atau pengendalian premium yang disalurkan ke SPBU ini bukan pula karena ada kendala kapal tanker yang lambat atau belum masuk karena cuaca. Tapi murni langkah untuk pengaturan pasokan agar bisa terus ada sepanjang tahun 2020 ini,” timpal Adi Sadewo Broto, selaku Fuel Terminal Manager pada Depo Pertamina Waingapu, yang kala itu mendampingi Angga. (ion-ped)