Waingapu.Com – Demam Berdarah Dengue (DBD) yang mewabah di Kabupaten Sumba Timur (Sumtim), NTT, terus menebar prahara. Hanya dalam tempo satu pekan, tiga orang meninggal dunia, dan mirisnya korbannya adalah generasi harapan keluarga dan bahkan daerah dan Bangsa. Jumat (15/02) siang lalu, nestapa kembali dibawa DBD, satu lagi korban jiwa jadi tumbal wabah yang telah ditetapkan Pemkab. Sumtim ini sebagai KLB. Gadis berusia 10 tahun asal Praiwora, tak kuasa melawan keganasan penyakit yang disebar oleh nyamuk aedes aegypty itu.
Dua korban sebelumnya, masing-masing Anastasia Clarita Ina, balita berusia empat tahun asal Lambanapu. Ia menjadi korban DBD kala menjalani perawatan di RSK Lindimara. Dan berikutnya, duka hadir dalam keluarga Andry Fernandez dan Debora Rambu Riwa, seiring putera tercintanya Michael Umbu Fernades yang baru berusia satu tahun sepuluh hari, meninggal dunia, Rabu (13/02) lalu.
Hasil rekapan data dari tiga rumah sakit di kota Waingapu yang diterima wartawan hingga Jumat (15/02) mencapai 372 orang yang telah dan sedang menjalani perawatan karena DBD. RSUD Umbu Rara Meha, menempati urutan pertama sebagai penerima dan perawat pasien.Dominan dari warga yang dirawat diketiga rumah sakit itu masuk kategori anak-anak.
Lirih dan keprihatinan terkait sebaran DBD dan mendung duka yang menyertainya juga bahkan merambah hingga ke dunia maya. Account media sosial seperti Facebook dan WhatsApp banyak yang menyuarakan keprihatinan juga ajakan dan seruan. Rangkaian kata terangkum menjadi beberapa kalimat prihatin, juga asa agar masyarakat peduli pada kebersiahn lingkungannya, hingga seruan untuk berbagi uluran kasih dan simpati dengan menyumbang atau mendonorkan darahnya.
Kamis (14/02) malam silam, kala sejumlah account di medsos menyuarakan cinta dan kasih dalam momentum Valentine Day, ternyata banyak pula accout di medsos yang merangkai harapan, simpati dan juga rangkaian kata bak senandung lirih. Disaat malam itu banyak warga yang bersukaria dengan momentum berlabel hari kasih sayang, di bangsal dan ruang ICU Rumah sakit, masih ada anak yang tebaring lemah tak berdaya, bahkan kehilangan kesadarannya karena garangnya epedemi DBD. “Sedih sekali kawan tahu bahwa ada korban lagi. Cukup sudah, jangan lagi ada korban, semoga duka ini segera berlalu,” ungkap seorang teman yang melihat pesan duka seiring bertambahnya korban hingga mentuh angka 10 orang dalam rentang waktu 01 Januarihingga 15 Februari 2019 ini.(ion)