Waingapu.Com – Puluhan relawan satuan tugas (Satgas) Covid 19 di Kabupaten Sumba Timur (Sumtim) – NTT belum menjalani rapid test. Padahal rapid test dimaksud perlu untuk mendeteksi lebih dini para relawan yang selama ini punya potensi besar melakukan kontak dengan warga yang telah dinyatakan terpapar virus yang mulai hebohkan dunia sejak menjangkiti warga di Wuhan, negara ‘Tirai Bambu’ sejak tahun 2019 silam.
Relawan yang belum menjalani rapid test itu sebagian besar merupakan relawan yang selalu ambil bagian dalam kegiatan penyemprotan disinfektan atau upaya sterilisasi sejumlah lokasi publik, juga para pelaku perjalananan, yang memasuki Sumtim.

“Bisa lebih dari dua puluhan relawan baik dari BPBD maupun dari Tagana. Saya telah meminta data – data lengkap mereka untuk selanjutnya kami berikan ke petugas di Puskesmas Kambaniru agar nantinya di rapid test,” jelas Herry Franky Ratucoreh, sekretaris Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumtim, kala dihubungi media ini via gawainya, Jumat (15/05) siang kemarin.

Herry juga menaruh harap, rapid test bisa sesegera mungkin dilakukan, agar para relawan yang selama ini sudah berjerih lelah, bisa lebih tenang dalam bekerja. Asa senada juga diungkapkan oleh Umbu Pandarangga, salah satu ASN di lingkup BPBD Sumtim. Bahkan Umbu juga meniti asa agar tak hanya rapid test, para relawan seperti dia dan puluhan rekannya diberikan tak hanya satu pasang Alat Pelindung Diri (APD).
“Yaa mau bagaimana lagi aya (sapaan untuk kakak dalam bahasa Sumtim, red) kita pakai dulu APD yang ada. Saya punya bahkan sudah robek. Tapi akhirnya saya jahit dan bisa pakai kembali. Semoga ada pihak lain yang bisa bantu APD untuk saya dan kawan-kawan,” ungkap Umbu dalam pertemuan yang tak direncanakan dengan media ini beberapa hari lalu. Asa yang senada kembali tersirat dalam percakapan lewat pesan WhatsApp (WA) dengannya, Jumat (15/05) kemarin. (ion)