Waingapu.Com – Belalang Kembara dengan koloninya yang besar tentu bisa menjadi hama dan mengancam kelangsungan tanaman pangan ataupun jenis tanaman lainnya milik warga. Namun tidak selamanya keberadaannya dipandang sebagai teror ataupun ancaman, paling tidak bagi anak-anak di Kelurahan Kambaniru, Kecamatan Kambera, Kabupaten Sumba Timur (Sumtim) – NTT. Tibanya koloni belalang kembara, Kamis (16/07) pagi hingga menjelang sore itu menjadi pemandangan menarik, pengalaman baru dan bahkan menjadi mainan baru mengisi keceriaan masa belia mereka.
“Belum pernah lihat belalang banyak begini. Asyiik tadi oo kita kejar di sawah, mereka terbang banyak sekali. Ini kita ada tangkap mau coba kasih ayam di rumah,” ungkap Ryan usai rehat sejenak pasca beberapa kali mengejar dan berusaha memukul belalang yang beterbangan dengan kayu yang dipegangnya layak pedang dalam film-film laga kolosal.

Tak hanya Ryan, ada pula Javier dan Uchen yang datang menghampiri ketika melihat Ryan diwawancarai media ini. Merekapun dengan sontan bercerita tentang keseruannya bermain bersama serangga kanibal itu.
“Besar-besar ini belalang, tadi saya pukul degan kayu tidak langsung kena, sampai tiga kali dulu oo baru kena,” jelas Javier yang kala itu tampil dnegan bertelanjang dada, karena kaosnya disangkutkan pada batang pohon lantoro, di sisi sebuah lahan persawaha diseputaran RT03-RW01 Kelurahan Kambaniru. Sawah yang boleh jadi terluputkan dari prahara yang lebih besar. Pasalnya, jika belalang kembara menyambanginya dalam kondisi belum selesai di panen, tentu akan menimbulkan kerugian besar bagi pemiliknya.
Keseruan ‘bermain dan bersukacita’ dengan hama dalam wujub belalang kembara, ternyata tak hanya sebatas di Kambaniru. Wilayah Pada dita bahkan Kelurahan Wangga juga disebutkan disambangi oleh si Kembara. Hal mana yang kemudian dibagikan para netizen di halaman media sosial, disertai kecemasan dan juga narasi yang singka tmenceritakan kegembiraan generasi masa depan Sumba. (ion)