Masih ingat pesan berantai di group-group WA/TG tentang himbauan agar orang tua memantau, mengawasi, dan mengontrol penggunaan smartphone milik anak?
Ya.. himbauan tersebut baik adanya, karena sejak anak mengenal smartphone mereka tidak peduli lagi dengan lingkungan sekitarnya. Waktunya dan dunianya hanya dihabiskan dengan benda yang cuma “sekotak” itu.
Orang tua mana yang tidak kuatir? Jika anak dinasihati, kadang mereka mengiyakan di depan, tapi dibelakang mereka kembali lagi berasyik-asyik ria dengan smartphonenya. Sebagai orang tua, tentu tidak setiap saat kita memantau aktivitas mereka.
Sebagai solusinya tentu kita agak kesulitan menemukan cara terbaik (setidaknya bagi saya yang sudah menerapkan cara ini). Setelah mencoba dan menerapkan ternyata sangat efektif dan berhasil mengurangi aktivitas kedua anak saya dengan smartphonenya.
Bagaimana caranya?
Untuk melakukan hal tersebut, ada 3 langkah utama yang harus ditempuh yaitu:
- Membuat akun anak di smartphone milik anak. Poin ini harus orang tua yang melakukan.
- Install aplikasi Family Link di Playstore (pengguna Android), Appstore (pengguna iOS).
- Lakukan setting untuk mengontrol/memantau aktivitas akun anak di Family Link pada smartphone orang tua. .
Kesimpulan
Karena ini adalah pengalaman pribadi, saya merasakan manfaatnya dan sekarang saya tidak perlu gelisah dan kuatir. Demikian juga, kedua anak saya tidak merasa dibatasi lagi. Mereka dapat menggunakan smartphone mereka kapan saja.
Pada saat awal-awal menerapkan ini kebijakan ini ke anak, saya mendapat tantangan. Ada penolakan dari anak (waktu masih kelas 6 SD), apalagi ia sudah mengerti dan paham tentang fungsi akun pada aplikasi-aplikasi yang ada di smartphonenya. Lain halnya dengan anak saya yang kedua (kelas 2 SD), ia tidak begitu protes, karena hanya mengerti kapan bermain dan berhenti dengan smartphonenya.
Saran saya, ajak anak diskusi dengan cara yang menyenangkan, ceritakan hal-hal positif dan negatif tentang smartphonenya, dan kaitan dengan usianya.
Selamat mencoba. Jika bermanfaat silahkan dibagi agar makin banyak orang tua mengetahui informasi ini.
Penulis: Umbu Oskar Tamu Ama, guru di SMP Negeri 1 Waingapu.