Waingapu.Com – Gereja Kristen Sumba (GKS) Jemaat Waingapu, Kabupaten Sumba Timur (Sumtim) – NTT serius menyikapi pandemi Corona Virus. Hal itu dilakukan sebagai bentuk tanggung jawab iman umat dan gembalanya. Tanggung jawab itu diwujudkan secara nyata untuk menghentikan penyebaran atau mata rantai virus corona. Dilakukan tak hanya meniadakan ibadah atau kebaktian minggu dan sejumlah kegiatan gerejawi lainnya, Gereja ini juga siap jika gedungnya dipakai untuk perawatan warga, sekiranya ada yang terjangkit Covid 19. Hal itu diungkapkan Pendeta Herlina Ratu Kenya, salah satu ‘Gembala’ di gereja yang beralamatkan jalan Wanggameti 1b itu, kepada media ini, Minggu (22/03) siang kemarin.
“Secara mendasar gereja ingin menjadi lembaga yang turut menghentikan penyebaran virus corona. Tetapi juga kami melihat bahwa langkah yang kami lakukan adalah bagaimana menunjukan cara yang cerdas dalam menghadapi kepanikan. Dengan hentikan ibadah selama dua minggu, kami juga menolong umat untuk lepas dari kepanikan yang bisa lahirkan diskrminatif dan dampak buruk lainnya,” papar Herlina sebari mengaskan akan tetap mengikuti perkembagan dan arahan pemerintah dan para medis.
Lebih lanjut Herlina menegaskan, harapannya juga seluruh umat GKS Waingapu dan bahkan warga Sumba umumnya, virus ini tidak sampai ada dan menjangkiti warga Waingapu dan pulau Sumba. Karena jika sampai ada, kata dia, pihak GKS Waingapu siap merealisasikan keputusan yang fundamental sesuai hasil rapat Badan Pekerja Majelis Jemaat, yang mana akan menyerahkan gedung Gereja kepada pihak pemerintah atau lembaga kesehatan yang berkompeten.
“Kalau sampai keadaan memburuk, Gereja akan serahkan sebagai tempat perawatan. Karena fasilitas kesehatan kita terbatas. Gereja ini akan jadi tempat orang dirawat kalau itu mendesak dan memang dibutuhkan. Secara substansi ini kami maknai sebagai tindakan iman kami,” pungkasnya.
Dalam Konferensi Pers yang digelar Chrisnawa T. Haryantana, selaku Kepala Dinas Kesehatan Sumtim, Minggu (22/03) malam kemarin menyatakan, Orang Dalam Pemantaun (ODP) Corona Virus sebanyak enam orang. Lima orang diantaranya dirawat dan dipantau di rumah masing-masing, sedangkan seorang lainnya dirawat di ruang isolasi RSUD karena merupakan pendatang dari Malang, dan melakukan aktiftas niaga di Sumba. Namun kemudian sakit, dan karena tidak miliki kerabat di Waingapu, akhirnya di tempuh kebijakan dirawat pasca didiganosa awal menderita radang tenggorokan akut. (ion)