Waingapu.Com – Stunting atau masalah kurang gizi kronis yang disebabkan oleh kurangnya asupan gizi dalam waktu yang cukup lama, sehingga berdampak gangguan pertumbuhan pada anak, seperti tinggi badan anak lebih rendah atau pendek (kerdil) dari standar usianya, hingga kini masih menjadi masalah atau tantangan paling mendesak bagi bangsa Indonesia. Di Sumba Timur (Sumtim), NTT, sendiri, jumlah penderita stunting tersebar merata pada seluruh wilayah. Hal itu terungkap dalam pemaparan oleh Kepala Badan Perencana Pembagunan Daerah (BAPPEDA) Sumtim, Bertholomeus Ngg. Landumeha, dalam diskusi dengan Wakil Duta Besar Australia untuk Indonesia, Allaster Cox dan Kepala Perwakilan Bank Dunia untuk Indonesia dan Timor Leste, Rodrigo A. Chavez, Kamis (28/03) siang kemarin.
“Stunting masih tersebar merata di semua wilayah Sumba Timut ini. Bahkan sentra – sentra produksi juga menyumbang angka stunting cukup tinggi,” ungkap Landu Meha, dalam diskusi yang berlangsung di ruang rapat Bupati Sumtim dan dipimpin langsung oleh Bupati Sumtim, Gidion Mbiliyora itu. Kondisi inipula, demikian kata Dia yang membuat Sumtim masuk dalam 100 Kabupaten prioritas penanganan stunting oleh Setwapres tahun 2018.
Lebih lanjut dipaparkan Landumeha, ditahun 2018 silam, sebanyak 135 kasus gizi buruk dan tujuh kematian ibu, sedang jumlah kematian bayi 45 dan kematian balita sebanyak 15 kasus. Menyikapinya, pemerintah setempat berupaya dengan sejumlah langkah, diantaranya penetapan 19 desa prioritas, juga ada penyusunan Peraturan Bupati Nomer 1(satu) tahun 2019 tentang pencegahan dan penanganan stunting. Selain itu juga dibentuk tim konvergensi pencegahan dan penanggulangan stunting pada tingkat Puskesmas, dan alokasi dana desa untuk kegiatan pencegahan stunting.
Ragam upaya yang dilakukan itu, demikian Landumeha, tetap diperhadapkan pada kendala klasik semisal dana yang terbatas, minimhya tenaga kesehatan dan partisipasi masyarakat, juga minimnya optimalisasi pemanfaatan basis data terpadu (by name by address) oleh sektor terkait.Menanggapi berbagai pemaparan dan juga kendala yang dihadapi, Wakil Dubes Australia, Allaster Cox menekankan pentingnya kerjasama ragam instansi dan elemen masyarakat.
“Keterpaduan antara semua sektor layanan masyarakat itu pentng, himgga tahu mana yang paling baik dan mendesak untuk dilakukan. Kerja sama antar instansi sangatlah penting untuk ditingkatkan untuk hasil yang jauh lebih baik, karena Stunting adalah persoalan rumit dan pemicunya beragam aspek, jadi penanganannya tentu perlu banyak elemen terlibat,” tandasnya.
Ditempat yang sama, Kepala Perwakilan Bank Dunia untuk Indonesia dan Timor Leste, Rodrigo A. Chavez justru memberikan pertanyaan dan tantangan, walau tetap memberikan asa untuk tetap membantu Indonesia juga Sumtim tentunya dalam memerangi Stunting. “Pertanyaannya adalah konsekuen tidak untuk menekan angka Stunting?Saya tanya dan tekankan hal itu karena saya lihat contoh yang dipaparkan tadi, tepatnya di Pahunga Lodu, yakni di desa Tamma ada skitar 148 anak atau 65 persen dari jumlah anak terindikasi stunting. Apakah setelah empat tahun akan bergeser, siapa yang bertanggung jawab dan apa yg dilakukan?” tandas Rodrigo.
Masih lanjut Rodrigo, secara umum jumlah anak Indonesia dibawah lima tahun yang alami stunting memang telah menurun dari 37,2 persen pada tahun 2013 menjadi 30,8 persen pada tahun 2018. “Angka penurunan itu baik karena stunting adalah hal yang penting untuk Indonesia. Hal ini terkait dengan upaya Indonesia dalam mengurangi kemiskinan. Karena untuk untuk setiap dolar AS yang digunakan dalam mengurangi angka stunting akan menghasilkan 48 dolar Amerika. Saya hargai upaya pemrintah Indonesia, juga pemerintah Sumba Timur dalam upaya menekan dan memerangi stunting, apalagi saya sempat melihat langsung upaya itu,” ungkap pria asal Kosta Rika itu.
Adapun dalam diskusi itu uga dihadiri oleh Krtua DPRD Sumtim, Palulu P. Ndima, Wakil Bupati, Umb Lili Pekuwali, penjabat Sekda, Domu Warandoy dan sejumlah pimpinan SKPD dan OPD. Diakhir diskusi, Wakil Dubes Australia dan juga bertukar cindera mata dengan Bupati Sumtim, hal yang sama juga dilakukan oleh Kepala Perwakilan Bank Dunia, yang bertukar cindera mata tak hanya dengan Bupati namun juga menyerahkan cindera mata pada Wakil Bupati Sumtim.(ion)