Waingapu.Com – Pantai Walakiri hingga kini masih menjadi spot wisata menarik bagi wisatawan mancanegara (Wisman) dan Wisatawan Nusantara (Wisnu). Pantai yang dikenal instagramable karena pesona pasir putih dan mangrove (Bakau) menari itu berlatar matahari terbenam (Sunset) itu tentu diharapkan pesonanya tak pudar oleh jaman. Mempertahankannya tentu perlu kesadaran ragam elemen. Dan yang menjadi ujung tombaknya tentu warga yang sehari-hari berdomisili dan menjalankan aktifitas ekonomi di kawasan pantai yang terletak di Kelurahan Watumbaka, Kecamatan Pandawai, Kabupaten Sumba Timur itu.
Konsorsium UPKM/CD Bethesda YAKKUM – SOPAN – Yayasan KOPPESDA, Selasa (28/06/2022) pagi hingga sore lalu mengadakan Edukasi Pengelolaan / Konservasi Lingkungan di sekitar tujuan wisata, dan pengadaan tempat sampah terpilah. Kegiatan yang diikuti oleh puluhan warga Walakiri dan sekitarnya itu, direspon antusias peserta dari aneka latar belakang usia itu.
Yustin Dama, Koordinator kegiatan ini mengingatkan kembali tentang potensi pantai Walakiri dengan Bakau Menarinya juga pasir putihnya yang mempesona. Namun dirinya mengingatkan realita bahwasanya bakau menari itu sudah banyak rusak dan kian menyusut jumlahnya. Hal itu kata dia perlu disikapi dengan upaya menjaga kebersihan pantai dari aneka sampah, menjaga yang masih tersisa, juga melakukan upaya konservasi dengan cara menanamnya kembali.
“Yang hadir kali ini banyak dari kalangan muda, tentu ini bagi untuk pelestarian keaslian dan keasrian pantai ini. Orang-orang muda yang hadir kali ini diharapkan bisa jadi agen perubahan dalam memperlakukan sampah mulai dari memilah dan nantinya bisa mendaur ulang untuk bisa digunakan kembali dan juga tentu punya nilai ekonomis,” tandas Yustin.
Yustin yang merupakan relawan Solidaritas Perempuan dan Anak (SOPAN) Sumba itu didampingi oleh Shopie Moi dan juga Paulus Kamulung tak hanya menyajikan teori. Bersama warga juga dipraktekan cara memilah dan mengelola sampah terutama sampah plastik. Warga bersama pemateri mempraktekan ecobrik . Sampah plastik yang dikumpulkan kemudian digunting kecil dan dimasukan ke dalam botol plastik lalu disatukan dan dipermanis hingga menjadi barang-barang menarik seperti sofa bulat, tas dan lainnya.
“Kami jadi punya semangat karena dicerahkan tentang pentingnya konservasi, kami juga diberi pengetahuan agar sedari dini memilah dan semaksimal mungkin berupaya untuk mendaur ulang sampah. Ini tak hanya baik untuk kami generasi muda Walakiri namun juga untuk generasi mendatang yang juga berhak menikmati keindahan pantai Walakiri dengan bakau menarinya, juga lingkungannya yang asli, asri dan bersih,” papar Priskila Wartono, seorang pemudi didampingi Aron rekannya, di sela-sela kegiatan. (ion)