Waingapu.Com – Sejumlah warga yang ambil bagian dalam aksi simpatik warga bertajuk ‘Seribu Lilin Pengharapan untuk Sumba’ menyatakan kekecewaannya terkait
ketidakhadiran manajemen PT. PLN (Persero) Area Sumba. Kekecewaan yang sama juga diutarakan oleh pihak penyelenggara aksi maupun pemerintah dan para wakil rakyat dalam aksi yang digelar di Taman Wisata Sweemback, Kelurahan Matawai, Kota Waingapu, Kabupaten Sumba Timur, NTT, Sabtu (01/10) malam tadi.
“Kami harapkan sebenanrya PLN bisa hadir untuk melihat lebih dekat dan mendengar keluhan warga secara langsung, karena jujur saja, warga sangat kecewa dan kesal pemadaman listrik secara bergilir sudah hampir sebulan ini terjadi. Kami warga tidak akan anarkis kami hanya ingin tahu secara langsung dari pimpinan PLN kenapa hal itu bisa terjadi,” tandas Syahputera, seorang warga yang ambil bagian dalam aksi ini.
“Kita semua dari warga sudah kesal dengan pelayanan yang tidak bagus dari PLN, peralatan elektronik rumah tangga banyak yang rusak, katanya padam bergilir namun hampir tiap hari kami alami pemadaman,” ungkap Kasih, seorang ibu rumah tangga yang juga ambil bagian dalam aksi ini.
“Bagusnya PLN hadir dalam aksi ini, karena sebenanrya di sini PLN bisa memberikan penjelasan terkait pemadaman yang akhir-akhir ini terjadi. Karena memang warga merasa kurang mendapatkan penjelasan atau kurangnya sosialisasi dari pihak PLN. Kami sudah berupaya untuk menemui pihak PLN untuk menyampaikan undangan dan meminta kehadiran mereka namun seperti kita tahu bersama malam ini pihak PLN tidak hadir,” papar Amos Kulandima, salah seorang koordinator aksi ini seraya memberikan apresiasi pada Bupati Sumtim yang menyatakan dukungannya dengan ambil bagian dalam aksi ini.
“PLN kehilangan momentum yang telah disediakan oleh pihak panitia dan warga yang hadir dalam aksi simpatik ini. Tak dipungkiri ada warga yang menderita terkait dengan pemadaman yang sering terjadi. Tidak heran jika warga menilai PLN tidak profesional. Momen ini sebenarnya bisa dijadikan wadah bagi PLN untuk memberikan penjelasan, kami buat aksi simpatik ini bukan untuk bertindak anarkis dan konfrontatif namun untuk menyampaikan pesan moral dan juga dukungan untuk PLN benahi kinerja pelayanannya,” tandas Danny Christian, yang juga penggagas aksi simpatik ini.
Bupati Sumtim, Gidion Mbiliyora, yang hadir dalam aksi ini juga menyesalkan ketidakhadiran PLN. Namun sepenuhnya memahami bahwa peralatan yang dimiliki PLN sudah uzur.
“Sayangnya pihak PLN tidak hadir, kalau hadir tentunya warga bisa lebih tahu apa sebenarnyakendalanya. Walau memang harus diakui mesin pembangkit PLN banyak yang telah uzur. Kami harapkan PLN jika hadir bisa meneruskan ke pimpinan di Propinsi maupun pusat untuk memperhatikan dan bila memungkinkan mengganti mesin yang telah uzur. Dan bisa pula secepatnya merealisir kebijakan sumba sebagai pulau dengan energi baru terbarukan,” tandas Gidion.(ion)