Waingapu.Com – Tawaran obat dan makanan dengan harga terjangkau dan kemasan yang menggiurkan, belum lagi aneka diskon dan kemudahan kini terus terjadi. Di era digital seperti saat ini, produk itu dengan mudah ditawarkan lewat media sosial dan ragam aplikasi yang memudahkan untuk mendapatkannya. Jelang hari raya keagamaan, para produsen dan distributor mengemasnya dalam aneka tawaran nan menggugah. Warga hendaknya tetap menjaga kondisi kesehatannya terutama di masa pandemi Covid-19 ini, namun disisi lain, juga diharapkan tetap waspada pada peredaran produk makanan dan obat yang bisa saja berbahaya atau juga kadaluarsa.
Ratu Ngadu Bonu Wulla, anggota komisi IX DPR-RI memberikan penjelasan dan harapannya kepada para tokoh masyrakat, perempuan dan anak di Sumba Timur (Sumtim) dalam kegiatan sosialisasi Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE) Obat dan Makanan yang digelar BPOM-Kupang – NTT.
“Penting untuk diberikan edukasi pada masyarakat secara kontinyu tentang peredaran obat dan makanan. Apalagi informasi medsos bisa menggiurkan masyarakat. Jadi penting edukasi agar masyarakat bisa memfilter informasi yang diperolehnya secara bijak,” tandasnya kepada wartawan selepas kegiatan yang dihelat di aula Setda Sumtim, Sabtu (21/ 11) lalu.
Lebih jauh Ratu Wulla menghimbau warga untuk tetap cermati produk obat dan makanan apakah kadaluarsa dan miliki ijin BPOM atau tidak. “Yang jelas kini pengawasan dari BPOM sudah berjalan. Hanya memang saat saya turun ke lapangan harus diakui pengawasannya masih minim. Namun hal itu bisa kita maklumi karena keterbatasan anggaran misalnya, juga personil. Kalau bisa ke depannya jangan hanya sekali setahun operasi atau pemberian edukasi serta pengawasannya, tapi bisa lebih sering dilakukan,” jelasnya sembari mengatakan bahwa sebenarnya warga sangat senang mendapatkan informasi seperti ini dan juga cara-cara untuk menyampaikan informasi dan keluhan serta temuan yang didapatinya dalam kaitan dengan peredaran obat dan makanan.
Sem Lapik, Kepala BPOM-Kupang, yang di minta tanggapannya oleh wartawan beberapa saat berselang mengakui Pos POM Sumtim baru miliki satu orang tenaga. Namun demikian tenaga dimaksud direkrut dari putera daerah setempat dan punya kompetensi dalam bidang pengawasan obat dan makanan.
“Walau masih terbatas tapi paling tidak bisa dioptimalkan keberadaan Pos POM di Sumba Timur ini. Karena untuk pulau Sumba baru di sini yang ada. Jadi kalau dulu harus tunggu dari Kupang, sekarang bisa langsung di sini pengawasannya,” jelas Sem. (ion)