Waibakul, Waingapu.Com – Sanggar Orang Sumba Asli (OSA) besutan Elson Umbu Riada tak terasa telah berkiprah selama 10 tahun mewarnai blantika musik dan seni di Pulau Sumba – Tana Marapu. Mensyukurinya sanggar yang juga dikenal dengan OsamuethniC menggelar konser 1 dekade di gedung Alfa Omega, Kecamatan Katiku Tana, Kabupaten Sumba Tengah, Sabtu (26/11/2022) malam lalu.
Mengawalinya dengan ibadah syukur dan renungan yang disampaikan Pendeta Yusuf Haloro dari Gereja Kristen Sumba (GKS) Jemaat Waibakul, Sanggar OSA kemudian dengan kolaborasi bersama sejumlah performance lainnya menyajikan suguhan nan apik serta menghibur hampir seribuan penonton kala itu. Suka cita dan kemeriahannya bahkan juga turut dibagikan lewat siaran streaming di chanel Youtube itu.
Selasa (29/11/2022) malam lalu via gawainya, Elson yang dihubungi wartawan mempertegas tekadnya bersama sanggar OSA untuk mewujudkan rasa cinta dan memberi sumbangsih membangun pulau Sumba – Tana Marapu lewat musik dan aneka jenis Seni.
“OSA dibentuk pada tahun 2012 silam yang mana pada awalnya saya berpikir agar menjadi wadah yang tepat untuk pengembangan SDM anak-anak muda potensial di Sumba Tengah khususnya dan Sumba pada umumnya dalam ragam hal terutama dalam bidang musik dan seni secara umum,” tuturnya.
Asa dan tekad Elson bersama OSA-nya itu untuk mempertahankan eksistensinya bisa dikata tak hanya sebats bicara. Pasalnya perlahan namun pasti karya-karya mereka mulai diperhitungkan tak hanya di lokalan Sumba, bahkan hingga regional, nasional bahkan internasional. Hal mana bisa dibuktikan diantaranya ada Desember 2019 silam OsamuethniC menjadi band pembuka konser Band legendaris Slank di Puru Kambera, Sumba Timur yang bertemakan Sound of Savana itu.
Juga jadi catatan manis, 3 lagu karya orisinil Elson Umbu Riada disewa untuk dipakai sebagai latar sound and song klan minuman suplemen vitamin C bersama Miss Universe 2020. Sedangkan pada tahun 2021, dipercayakan oleh Kemendikbudristek melaksanakan Festival Musik Tradisional Indonesia se Pulau Sumba yang dipusatkan di Sumba Tengah.
Pulau dan orang Sumba urai Elson lebih lanjut kaya akan seni dan budayanya. Hanya saja seiring waktu ada beberapa alat musik dan jenis seni yang perlahan hilang termakan waktu dan gaya hidup. Hal itu sebut dia yang perlahan coba terus digali dan dihidupkan serta ditampilkan kembali olehnya. Niat mulai itu untungnya mendapatkan dukungan beberapa koleganya, satu diantaranya yang cukup dikenal dikalangan musisi Sumba adalah Umbu Ndapabeling, salah satu gitaris yang punya skill yang menawan.
“Seni Budaya tak sekedar menampilkan pesona estetika semata, melainkan juga menjadi iklan untuk mempublikasikan kepada dunia tentang alur kehidupan yang beretika, bersatu, bergotong royong, dan cinta damai,” tukas Elson sembari mengakui masih banyak asa dan mimpinya yang masih harus diperjuangkan.
“Kami tentu butuhkan saran dan juga kritik untuk sama-sama membangun dan mewujudkan mimpi kami untuk membangun Sumba lewat musik dan seni,” pungkas Elson. (ion)