Brigade Pembasmi Perangi Belalang Kembara di Sumba Timur Siang & Malam

oleh
oleh
Semprot Belalang Malam Hari

Waingapu.Com – Hama belalang kembara hingga kini masih terus menjadi momok bagi para warga terutama kalangan petani di Pulau Sumba, NTT. Upaya pengendalian terus dilakukan baik oleh warga juga instansi terkait. Serangan serangga yang miliki nama ilmiah Locusta Migratoria itu masif terjadi. Di Kabupaten Sumba Timur, 22 Kecamatan telah merasakan ‘kegarangannya’. Dinas Pertanian dan Pangan setempat, terus menyiagakan Brigade Pengendali dan Pembasmi Belalang yang telah terbentuk pasca  hama belalang ‘menggila’ sejak lebih dari dua tahun terakhir.

“Siang dan malam kami semprot belalang seperti ini. Dalam sehari bisa lebih dari seratus kilometer kami jalan. Memang pakai oto (mobil, – red) tapi kalau pas semprot yaa kami harus kalan kaki, tarik selang dan semprot belalang di padang – padang sabana seperti ini, “ jelas Dominggus, salah satu anggota Brigade Pengendali dan Pembasmi Belalang yang di temui di padang Sabana Hanggaroru, Desa Kali Uda, Kecamatan Pahunga Lodu, Kabupaten Sumba Timur, beberapa hari lalu.

Baca Juga:  Barsha Pikat Peserta Bursa Inovasi Desa Di Sumba Timur

Tuturan serupa juga disampaikan Andreas, salah satu petani yang turut membantu brigade dalam upaya memerangi belalang. Tantangan seperti kaki terluka oleh karang dan duri bahkan ancaman ular berbisa sering dihadapi warga bersama brigade.

“Paling bagus memang kalau semprot belalang begini saat malam. Karena belalang tidak akan jaiuh lompat serta terbang, apalagi jika ada cahaya senter dan lampu mobil seperti ini. Hanya memang kita harus hati – hati, namanya padang sabana banyak batu karang yang tajam, belum lagi kadang ketemu ular hijau, untungnya selama ini kami masih dilindungi Tuhan jadi tidak sampai kena gigit ular,” tuturnya.

Harapan juga diungkap Andreas agar ke depannya tidak hanya brigade yang dilengkapi peralatan seperti sepatu boneng, namun juga warga yang membantu seperti dirinya. “Kalau dikasih sepatu boneng kan kita lebih aman dari batu juga ular,” timpalnya sembari mengarahkan senter ke kakinya yang memang hanya mengenakan sandal jepit itu kala ditemui di padang sabana Tandening, Pahunga Lodu, Sabtu (09/04/2022) malam lalu.

Baca Juga:  Juni Hingga Medio September 2019, 69 Rumah Di Sumba Timur Terbakar

Pius Pila Ndilu, Kepala BP3K Kecamatan Pahunga  Lodu, kepada wartawan di tempat yang sama mengatakan, penyemprotan pestisida pengendali belalang memang perlu waktu dan strategi tertentu. Untuk belalang dewasa, dalam hal ini yang bisa terbang dan miliki daya jelajah lebih tinggi, idealnya disemprot saat hari mulai gelap. Sedangkan yang belalang usia dibawahnya bisa dilakukan pada pagi dan siang hari. 

“Kalau di Pahunga Lodu sini, awalnya belalang masuk dari utara. Belalang kembara dewasa dideteksi pertama masuk di wilayah desa Palanggai. Kami berupaya mengendalikan baik dari brigade maupun warga yang aktif membantu. Kadang kami melakukan penyemprotan hingga pukul dua dini hari,” tandas Pius. (ion)

Baca Juga:  Ketuk Nurani Petinggi Dengan Tug-Tug Dan Barsha

Komentar