Waingapu.Com – Pestisida pembasmi belalang di gudang Balai Penyuluhan Pertanian dan Perikanan (BP3K) Kecamatan Rindi, Kabupaten Sumba Timur (Sumtim), NTT, ludes. Kondisi itu berdampak belalang jenis Kembara, terus meluaskan pengembaraannya di wilayah itu.
Ludesnya stok pestisida itu selain diumumkan via tulisan di depan pintu gerbang masuk kantor BP3K Kecamatan Rindi di Desa Tana Raing, juga diakui oleh Ferdinand Domu Kaborang (28) , staf di kantor ini.
“Dua ratus botol obat dari tahun 2016 lalu habis sudah dipakai, yang terakhir itu kemarin dulu tiga botol. Kami sudah pakai semua. Tapi ini belalang masih juga ada. Sampai sekarang belum ada lagi pemberian obat dari Dinas Pertanian di Waingapu,” jelas Ferdinand yang ditemui Wartawan, Kamis (04/05) siang kemarin di Kantor BP3K
Dikatakan Ferdinand, ratusan hektar lahan pertanian khususnya Sawah di wilayah Desa Tana Raing dalam ancaman serangan hama belalang.
“Disini bisa tigaratus hektar pak, kalau tidak cepat dibasmi, bisa saja padi di sawah masyarakat habis. Ini masih banyak di padang sana Pak, hanya tinggal tunggu waktu saja, masuk persawahan dan kebun. Pak lihat saja ini belalang banyak begini,” imbuh Ferdinand sembari menunjukan koloni belalang yang melintasi jalan di depan Kantor BP3K itu.
Beberapa warga juga nampak membawa alat penyemprot dari dan menuju areal persawahan. Selain untuk melakukan pemupukan, sejumlah warga juga menyatakan hendak dan baru saja kembali dari menyemprot belalang.
“Ini kami beli sendiri sudah Pak, mau tunggu dari pemerintah tidak tahu kapan datang obatnya. Kebetulan ada uang sedikit yaa kami beli sendiri sudah. Semoga nanti obat dari pemerintah cepat datang,” tandas seorang warga yang ditemui ketika sedang menyemprot pestisida di areal persawahannya.(ion)