Waingapu.Com – Erik Bidikonda Hawula, seorang pemuda dan juga dikenal sebagai salah satu aktivis pergerakan mahasiwa di kabupaten Sumba Timur, NTT, menjadi korban penganiyaan bahkan disebut percobaan pembunuhan, oleh sekelompok warga pada Kamis (28/04/2022) silam. Perisitiwa itu bahkan ramai menjadi bahasan pada sejumlah group media sosial, terutama facebook, dimana didominasi oleh kecaman dan harapan agar kasus itu diusut tuntas, pasalnya, Erik dianiaya sekelompok warga yang mendasarkan tindakan itu pada sangkaan dirinya sebagai pelaku pencurian sebuah sepeda motor.
Merasa tidak melakukan perbuatan kriminal itu, Jumat (29/04/2022) Erik akhirnya melaporkan peristiwa penganiayaan dan ancaman pembunuhan itu ke SPK Polres Sumba Timur. Penanganan kasusnya, walau oleh diri dan keluarganya dinilai lamban, namun kemudian aparat penyidik dan tim Buser Polres akhirnya berhasil membekuk beberapa figur yang ditenggarai kuat terlibat dalam kasus penganiayaan itu. Upaya aparat itu bersinergi dengan koleganya dari Polres Sumba Barat Daya.
Kerja keras aparat Polres itu diapresiasi oleh Erik dan keluarganya. Namun demikian, dirinya berharap penyidik bisa mengungkap motif lain dibalik peristiwa yang dialaminya.
“Proses hukum berjalan terus hingga tuntas, siapapun pelakunya harus ditanngkap dan diproses. Juga tentu saya harapkan aparat bisa mengungkap motifnya secara lebih terang dan transparan. Karena awalnya saya dituduh mencuri motor namun kemudian motor yang hilang itu ternyata ada,” tandas Erik yang dihubungi via gawainya, Selasa (14/06/2022) malam lalu.
Erik yang hingga kini masih dihantui trauma karena peristiwa penganiayaan dan ancaman pembunuhan, yang mana sama sekali tidak diduganya itu lebih lanjut menjelaskan, peristiwa yang dialaminya tidak lagi semata-mata kerena adanya peritiwa kehilangan motor yangi dialami salah satu pihak yang terlibat dalam penganiayaan padanya, namun juga ada hal lain dibaliknya yang harus diungkap penyidik.
“Ada hal di luar dari kasus kehilangan motor itu, karena saya bahkan sempat membantu mencari dan menyarankan bagaimana cara menyikapi kehilangan motor yang mereka alami jadi bukan semata-mata penganiayaan yang saya alami karena persolaan kehilangan motor iru, tapi bisa diungkapkan hal lain dibaliknya, aparat hendaknya bisa mengungkapnya,” timpalnya apalagi hingga kini masih ada satu pelaku penganiayaan fisik padanya yang belum tertangkap aparat.
Sebelumnya, pada Kamis (09/06/2022) lalu media ini menerima rilis dari Polres Sumba Timur terkait penggerebekan dan penangkapan tersangka penganiayaan terhadap Erik. Adalah YHB alias Adi Papa, ditangkap aparat gabungan buser Porles Sumba Timur dan kemudian sempat dibawa ke Polres Sumba Barat Daya.
“Tersangka Adi Papa sedang berada di rumahnya di Bali Naga, Desa Kalena Wano, Kecamatan Kota Tambolaka, Sumba Barat Daya saat digrebek dan diamankan oleh aparat. Kemudian dibawa ke Polres Sumba Barat Daya untuk dimintai informasi terkait keberadaan Tersangka AGN alias Alagani,“ tandas Kapolres Sumba Timur, AKBP. Fajar WLS, melalui Kasat. Reskrim, Iptu. Salfredus Sutu dalam rilisnya.
Tak sampai disitu, urai Sutu, pada pukul 05:00 Wita Tim Buser mendatangi rumah mama kandung dari Algani di mes DN Bogora Watu – Lamboya – Sumba Barat, namun yang bersangkutan tidak ada di dirumah. Selanjutnya, sekira pukul 06:30 Wita, tim Buser meminta bantuan Personel Polsek Lamboya untuk mencari tahu keberadaan Algani yang berdasarkan informasi berada di wilayah Kecamatan Lamboya, Sumba Barat, namun hingga pukul 15:30 Wita tim gabungan belum berhasil menemukan keberadaannya.
Tim Buser lanjut Sutu Pukul 15:30 Wita TIM Buser negosiasi dengan ISB alias Irma alias Irene melalui telfon agar menemui Tim Buser dan kemudian selanjutnya tim membawa Adi Papa dan Irene ke Mapolres untuk diambil keterangan lebih lanjut.
“Kami memang terbatas dalam pelbagai hal namun yakinlah kami berupaya dan bekerja maksimal untuk kasus ini, juga aneka kasus kriminal lainnya. Jadi kami mohon pengertian dan kesebarannya,” timpal Sutu ketika ditemui media ini, Jumat (10/06/2022) malam lalu di Mapolres Sumba Timur.
Sementara informasi yang diperoleh media ini dari Erik menyebutkan Algani telah menyerahkan diri ke aparat beberapa hari lalu, namun masih ada satu pelaku lainnya yakni YG yang belum terdeteksi aparat dan diamankan aparat.
Sebagaimana diberitakan sejumlah media juga tersebar di media sosial, korban Erik mengaku alami penganiayaan sejak Kamis (28/04/2022) hingga Jumat (29/04/2022) subuh. Erik yang saat itu ditemui dirumah rekannya itu diinterogasi perihal hilangnya motor salah satu tersangka. Dia didesak untuk mengakui perbuatannya sebagia pencuri sepeda motor milik Irene.
Tidak hanya itu, Erik juga mengaku sempat dibawa di salah satu kos dan kembali alami penganiayaan. Bahkan dirinya sempat dibawa dengan mobil pick up ke wilayah Kandara, dan juga alami penganiayaan. Erik yang kemudian dilepas oleh para pelaku penganiayaan itu lantas membuat laporan polisi di SPKT Polres Sumba Timur walau dalam kondisi masih lebam dan trauma. (ion)