Dipimpin Ephooz, Slankers Dan Slanky Sumba Timur ‘Gauli’ Ecobrick

oleh
oleh
Ecobrick01

Waingapu.Com – Ragam cara bisa dilakukan untuk menujukan rasa cinta dan peduli pada alam dan lingkungan serta kelestariannya. Aneka cara juga bisa dipraktekan untuk menyambut penutupan tahun dan menyongsong tahun yang baru. Di Waingapu, Kabupaten Sumba Timur (Sumtim), NTT, dipimpin dan diarahkan oleh Henri Heni Tiala alias Ephooz, para Slankers dan Slanky yang tergabung dalam Slank Fans Club (SFC) setempat ‘menggauli’ atau dikenalkan lebih dekat tentang Ecobrick. Antusiesme para Slankers dan Slanky nampak dari awal hingga akhir sesi. Rasa puas dan optimisme terpancar dan diungkapkan pasca kegiatan yang dilaksanakan di rumah Pendeta Yuliana Ata Ambu, Selasa (31/12) lalu.

Disaksikan kala itu, Ephooz yang hari-harinya berkarya di Yayasan Masyarakat dan Perikanan Indonesia itu, mengawali kegiatan positif itu dengan memaparkan materi tentang sumber hingga dampak buruk sampah, terutama sampah plastik bagi alam dan lingkungan. Dalam kesempatan itu para Slankers dan Slanky ditekankan pentingnya sikap bijak dalam menggunakan aneka produk berbahan plastik hingga bijak pula dalam memperlakukan sampah-sampah plastik. Apalagi kata Ephooz, sebagain besar dari para Slanker dan Slanky sudah mengetahui bahwa sampah plastik membutuhkan waktu yang sangat panjang untuk diurai.

Baca Juga:  Terkait Banjir Wanga, WALHI Mengadu Ke Ombudsman & Menteri Lingkungan Hidup
Ephooz

“Minimalkan penggunaan barang yang berbahan plastik. Dan bijak pula dalam memperlakukan sampah palstik. Contoh paling kecil saja, satu filter puntung bekas rokok, jika dibuang ke dalam air, akan bisa mencemari 20 liter air. Selain itu hindarilah membakar sampah plastik karena akan menghasilkan dioksi yang berbahaya bagi udara, pernafasan terutama bagi bayi dan anak-anak,” urai Ephooz yang nantinya akan kembali ke Maluku Utara, untuk melanjutkan aktiftas hariannya di yayasan tempatnya berkarya itu.

Mengolah Sampah Plastik dengan Ecobrick

Sekarung lebih sampah plastik yang terdiri dari kantong atau kresek bekas, juga aneka bekas bungkusan makanan instant yang berhasil terkumpul, digunting kecil-kecil, lalu dimasukan ke dalam botol plastic bekas air mineral 600 mililiter. Setelah dipadatkan dengan bilah bambu, dan ditimbang dengan bobot minimal 200 mg, botol-botol yang telah berisi palstik aneka warna itupun manis dipandang, disatukan dan kemudian setelah 24 jam bisa dimanfaatkan sebagai bangku untuk kongkow santai bersama orang-orang terdekat dan terkasih.

Baca Juga:  Mobdin Rusak Berat, Pendeta Endal Siap Bertanggung Jawab

Tak hanya itu, bekas botol bir berbahan kaca, bisa pula dimanfaatkan menjadi bangku dan meja, setelah sebelumnya dibersihkan dan kemudian disatukan dengan lem. Semuanya bisa kembali bermanfaat, bernilai artistik dan tentunya bisa sedikit menjadi bagian dari perjuangan segelintir individu dan elemen lainnya di planet bumi ini melestarikan ataupun menyelamatkan alam dan lingkungan.

Mengolah Sampah Plastik dengan Ecobrick

“Saya banyak sampah plastik sisa-sisa bahan konfeksi, kebetulan saya aktifitas hariannya banyak menggunakan bahan-bahan plastik. Selama ini sampahnya saya kumpulkan dan dibakar, dengan mengethui sistem atau pola ecobrick ini, ke depan saya, keluarga dan pengerja akan menggunakan pola ini, terima kasih bro Ephooz,” tanggap Farouk Algadrie, seorang Slankers yang sehari-hari beraktifitas di dunia konfeksi berlabel Zaydaan Printing itu.

“Bagus ini bos eee, ini botol bisa kita pakai duduk-duduk nanti di base camp kalau sudah jadi bangku. Aiih, ke depan saya mau kumpul sampah-sampah juga botol plastik biar bisa buat begini,” timpal Jabrix, salah satu Slankers yang oleh rekan-rekannya dikenal paling gesit itu.

Baca Juga:  Pendeta Endal Beri ‘Warning’ Sesama Pengguna Mobil Dinas

Dikutip dari catatanalam.wordpress.com, ecobrick adalah metode untuk meminimalisir sampah dengan media botol plastik yang diisi penuh dengan sampah anorganik (sampah yang tak dapat diuraikan atau membutuhkan waktu lama untuk terurai) hingga benar-benar keras dan padat. 

Tujuan dari ecobrick adalah untuk mengurangi sampah berbahan dasar plastik, serta mendaur ulangnya dengan media botol plastik untuk dijadikan sesuatu yang berguna. Metode ini terbukti mengurangi jumlah sampah plastik di Kanada, negara tempat bernaung pencipta Ecobrick ini, yaitu Russell Maier.

Hindarilah pemusnahan plastik dengan cara dibakar, karena hanya akan memperburuk kesehatan karena zat dioksi yang dihasilkannya. Maka, prinsip 3R yaitu Reduce (mengurangi), Reuse (menggunakan kembali), dan Recycle (mendaur ulang) selayaknya kita terapkan dalam mengatasi sampah plastik, dengan cara simpel namun efektif, yaitu Ecobrick.(ion-ped)

Komentar