Waingapu.Com – Pesona pantai Pada Dita, Kelurahan Prailiu, Kecamatan Kambera, Kabupaten Sumba Timur (Sumtim),NTT, perlahan mulai memikat ragam elemen di masyakarakat. Hamparan pasir putihnya, dengan mangrove (bakau) kala sore hari, menarik minat warga jemaat Gereja Kristen Sumba (GKS) Payeti Cabang Kallu untuk menikmatinya. Tak hanya sekedar menikmati pesonanya, warga jemaat juga melakukan aksi simpatik bukti cinta dan spirit pelestarian lingkungan. Ratusan anakan mangrove ditanam jemaat, Jumat (03/05) sore lalu.
Adalah anak sekolah minggu, pemuda dan remaja serta sejumlah majelis jemaat GKS Payeti Cabang Kallu, yang ambil bagian dalam kegiatan itu. Sukacita menikmati pesona pantai sembari melestarikan lingkungan dijalankan dalam satu momentum.
“Berangkat dari keprihatinan bersama akan kondisi lingkungan yang memang butuh perhatian. Sumba di waktu – waktu silam pernah terkena tsunami. Ini salah bentuk kepedulian Gereja, juga cara kami untuk mengajak masyarakat lainnya untuk mencintai lingkungan, mencintai laut dan salah satunya dengan menanam bakau di lokasi ini. Langkah kecil yang kami lakukan ini, bukan tidak mungkin punya manfaat besar di kemudian hari. Apalagi sejak lama bakau dikenal bisa meminalisir bahaya banjir rob maupun tsunami,” jelas Pendeta Lusandri Karanggulimu yang ditemui usai kegiatan itu.
Ditanya keterlibatan remaja, pemuda dan bahkan anak – anak dalam kegiatan itu, Pendeta Lusandri memaparkan pentingnya hal itu. “Anak – anak ini merekalah penerus kita nantinya. Lewat aksi ini, walaupun mereka belum seratus persen memahami arti dari kegiatan kita hari ini, tapi ke depannya setelah mereka merasakan suka cita bersama menanam, kemudian merawat dan nanti bertumbuh, akan tertanam spirit cinta lingkungan itu di hati mereka. Dan selanjutnya bisa mereka teruskan spirit itu ke genarsi selanjutnya,” imbuhnya.
Adapun kegiatan yang didukung oleh Yayasan Komunitas Radio Max FM – Waingapu (YKR- Max –FM) itu, merupakan kegiatan kesekian kalinya. “Kami terus membuka diri dan mendukung upaya pelestarian lingkungan khususnya pelestarian hutan mangrove di Pada Dita ini. Kali ini mungkin masih di Pada Dita, bukan tidak mungkin aksi serupa juga akan dilakukan elemen lain di wilayah lainnya di Sumba Timur. Cinta lingkungan dan peduli pelestariannya tentu tak cukup hanya dengan kata dan kalimat, namun perlu pula disupport dengan aksi nyata,” tukas Heinrich Dengi, Direktur YKR- Max –FM, pada awak media selepas kegiatan itu. (ion)