Waingapu.Com – Wakapolres Sumba Timur (Sumtim), Komisaris Polisi (Kompol) Ferry M. Dima, berang begitu mendapat informasi bahwa AT dan ED terlapor pengancam dan pelecehan wartawan yang meliput event Pacuan Kuda belum juga diproses dan ditahan terkait perilakunya.
”Saya akan perintahkan buat surat penangkapan untuk keduanya. Jika penyidik atau Kasat tidak mau tandatangan, saya yang akan tanda tangan, sudah jelas berlaku arogan dan melanggar hukum kok dibiarkan. Tidak ada yang kebal hukum, ini Indonesia, bukan negara Sumba atau Sabu,” berang Ferry M. Dima ketika ditemui Wartawan di Rumah Dinasnya, Sabtu (30/08) malam.
Lebih lanjut Perwira Polisi yang telah makan asam garam dalam berbagai tugas di daerah Konflik itu menegaskan siap untuk mempertaruhkan jabatannya jika pernyataan dan tindakannya untuk memerangi ketidakadilan serta kebobrokan di luar dan dalam institusi Polri umumnya dan Polres Sumtim khususnya dipersoalkan.
“Saya siap dicopot jika pernyataan dan sikap tegas saya ini disalahkan. Masa sudah berjudi, mengancam orang apalagi wartawan yang bertugas dibiarkan saja dan tidak diproses hukum. Saya sudah dapat informasi ada oknum yang katanya punya pengaruh siap berada dibelakang mereka. Saya tidak takut, bila perlu oknum-oknum itu saya hadapi dan seret ke hadapan hukum,” tandasnya.
Adapun pasca pelecehan dan pengancaman wartawan dan telah dilaporkan ke Polres Sumtim, Jumat (29/08) kemarin, terkesan berjalan lamban. Pasalnya pasca dilaporkan dan telah diambil BAP pelapor, dua terduga pelaku pengancaman dan pelecehan masih bebas menghirup udara segar.
Wakapolres Ferry M. Dima juga menyesalkan sikap sejumlah anggota Polri yang bertugas di Lapangan Pacuan yang enggan menindak aktifitas judi terbuka, juga ada yang berbaur dan ambil bagian dalam perjudian yang acapkali melibatkan anak-anak itu.
“Pacuan kuda adalah benar budaya, juga katanya judi itu bagian dari budaya pacuan kuda Sumba. Tapi ingat, judi adalah judi dan itu melanggar hukum Indonesia. Sumba bagian dari Indonesia jadi hukum berlaku sama di mana saja, pelaku judi wajib diproses hukum. Jangan karena ada oknum yang pasang badan lalu merasa besar, itu jadi setan namanya dan pantas dihukum dan layaknya berada di neraka,” pungkasnya.
Event Pacuan kuda tradisional Sumba yang dilaksanakan dalam rangka HUT Kemerdekaan RI ke- 69 yang mempunyai tujuan luhur melestarikan budaya justru kemudian tercederai dengan perilaku buruk sejumlah oknum penonton yang selalu berpikiran negatif terhadap kehadiran wartawan di arena pacuan. Kecurigaan itu mencapai puncaknya dengan perilaku pengancaman dan pelecehan profesi wartawan MNC Media yang melakukan peliputan Jumat (29/08) siang kemarin.(ion)