Waingapu.Com – Baksi Sosial (Baksos) yang dilaksanakan oleh PT. Muria Sumba Manis (MSM) di wilayah desa Wanga, Kecamatan Umalulu, Kabupaten Sumba Timur
(Sumtim), NTT, diharapkan bisa lebih beragam dan bisa lebih menyentuh kebutuhan mendesak warga setempat.
Harapan itu dikemukakan oleh Dedi Lao Kote, Kepala Desa (Kades) Wanga, kepada wartawan yang menemuinya di sela-sela kegiatanya membuka dan memantau langsung kegiatan Baksos dalam bentuk pengobatan gratis di Balai Desa setempat.
“Bakti sosial seperti ini tentu sangat bermanfaat bagi warga. Kalau bisa kedepannya bakti sosial lebih menyentuh kebutuhan mendesak bagi warga seperti halnya dalam bentuk pasar murah sembako atau jika memungkinkan juga pembagian sembako atau beras misalnya. Karena lihat saja sekarang, banyak sawah yang tidak dikerjakan karena memang ketersediaan air irigasi minim. Mau harap jagung juga berapa lama, apalagi beberapa waktu lalu sekitar tujuh puluhan hektar lahan jagung warga rusak karena banjir,” paparnya.
Tanaman jagung yang rusak karena banjir, demikian Dedy menambahkan, tidak bisa dimanfaatkan optimal lagi oleh warga untuk konsumsi karena telah rusak terendam. “Jagung sudah siap panen mau bagaimana lagi. Terendam pasti rusak dan bau sudah. Memang ini banjir yang paling besar sudah setahu saya. Yang paling parah di RT 08 dan RT 09, kalau wilayah lainnya lahan atau kebun yang kena dampak” jelas Dedi.
Bagai gayung bersambut, harapan Dedi mendapatkan sambutan positif dari pihak PT. MSM melalui Manager Humasnya Dodi Indarto yang ditemui terpisah di tempat yang sama.
“Tentunya perusahaan bisa berjalan optimal selama ada harmoni dengan warga sekitar. Kita tidak akan tutup mata tentunya dan itu sudah menjadi harapan kita agar kedepanya CSR kita dalam bentuk lain. Khusus terkait bencana banjir beberapa waktu lalu kita sudah memberikan sedikit bantuan emergency. Rencananya kita beri bantuan bibit sayur, ternak seperti ayam misalnya untuk dipelihara warga dan nanti hasil sayur dan ayam bisa kembali kami beli. Idealnya perusahaan akan memberikan kail bukan ikan,” urai Dodi seraya menegaskan komitmen perusahaan untuk membuka diri dengan warga dan pemerintah desa setempat untuk berkomunikasi.
Kedepannya demikian Dodi, perusahaan yang berinvestasi dalam bidang perkebunan tebu ini, akan melakukan aksi-aksi sosial dalam bidang lainnya seperti bidang pendidikan, bidang kesehatan dalam bentuk perangi malaria dan Demam berdarah maupun rehabilitasi rumah ibadah.
“Investasi perusahaan ini padat karya dan padat lahan untuk perkebunan, jadi kita perlu keharmonisan dengan warga sekitarnya. Keharmonisan inilah yang membuat perusahan dan warga yang terlibat didalamnya bisa bekerja optimal yang bermuara pada kesejahteran bersama,” pungkas Dodi.(ion)