Ongko Hui: “Satu Dari Dua Perampok Itu Pakai Bahasa Sumba Barat”

oleh
oleh
Ongko Hui

Waingapu.Com – “Satu dari dua perampok itu pakai Bahasa Sumba Barat,” tandas Thung Siong Hui (53) alias Ongko Hui, saat dihubungi media ini via gawainya, Kamis (01/02) lalu, sehubungan dengan peristiwa nahas yang menimpanya Minggu (25/02) siang lalu di kawasan Hambawutang-Pahawura, Kecamatan Ngadu Ngalla. Ingatan tentang dua pelaku perampokan itu masih sangat lekat dibenaknya, sekalipun luka dan lebam di tangan dan kakinya telah mulai pulih pasca jalani perawatan di kediamannnya di Kelurahan Lumbukore, Kecamatan Umalulu, Kabupaten Sumba Timur (Sumtim), NTT.

“Saya masih sangat ingat muka kedua orang itu, bahkan mereka pernah saya lihat pula sebelum-sebelumnya kalau saya jualan di Kakaha (Ibu kota kecamatan Ngadu Ngalla, – red). Saat itu saya baru pulang dari jualan keliling di Kakaha, tidak ada firasat apa-apa sebelum kejadian itu,” lanjutnya berkisah.

Kala itu, demikian lanjut Ongko Hui, dia bersama dua kernetnya yang duduk tepat disampingnya yang serius mengemudikan truk pulang dari jualan di Kakaha, saat memasuki tanjakan Pahawura, harus menghentikan kendaraannya karena ada penghalang melintang jalan.

Baca Juga:  Ancaman Tujuh Tahun Penjara Untuk TSK Curanmor Wulla Waijillu

“Saat itu kan mendaki, jadi saya pakai gigi satu, tapi pas lagi jalan pelan-pelan tiba-tiba sekitar sepuluh meter di depan truk ada kayu sebesar tiang listrik palang jalan. Saya lalu minta kedua kernet saya untuk turun singkirkan kayu itu. Namun tiba-tiba saja ada lemparan batu disusul dengan dua orang dengan parang terhunus menuju kernet saya, karena takut mereka lari ke arah Kakaha sambil minta tolong. Saya masih di dalam truk dengan pintu terkunci, tapi perampok pecahkan kaca dengan batu dan ancam saya dengan parang. Mereka minta tas uang saya dan cabut kunci kontak, mereka berdua tidak pakai topeng , jadi saya igatg betul mukanya,” urai Ongko Hui.

Baca Juga:  Sumba Darurat Narkoba: Pengedar & Kurir Adalah Warga Sumtim

Tak hanya sampai disitu, pukulan dengan kayu juga diterimanya oleh dua perampok yang nekad beraksi di siang bolong itu. “Saya masih bilang sama mereka pakai bahasa sumba barat bahwa saya orang sumba barat juga, kalau kamu mau uang minta baik-baik saya kasih. Tapi satu diantara perampok balas dengan bahasa Sumba Barat minta saya tidak banyak omong dan kasih uang serta cabut kunci kontak. Setelah apa yang mereka mau diberikan, mereka langsung kabur ke bukit,” lanjut Ongko Hui.

Dengan tertatih-tatih pasca peristiwa itu, bersama ketakutan yang masih menggelayutinya, Ongko Hui kemudian menjauh dari truknya, menuju ke kandang kerbau sekira tiga ratus meter dari TKP. Sementara, dua kernetnya lari menempuh jarak sekira tiga kilometer menuju Kakaha meminta pertolongan.

“Saya karena taut ada susulan lagi, saya jalan sekitar tiga ratus meter sembunyi di kandang kerbau, saya hanya berharap kedua pelaku segera tertangkap. Saya ingat betul muka mereka dua. Bagi saya uang masih bisa dicari, tapi keamanan dan kenyamanan itu yang penting bagi saya juga bagi siapa saja yang melintasi dan berusaha cari hidup di jalur itu. Saya yakin aparat Polisi bekerja optimal dan profesional untuk secepatnya tangkap keduanya. Biar kedepannya tidak ada lagi korban atau peristiwa serupa,” asa ongko Hui .

Baca Juga:  Hingga Jelang Pukul Empat Sore, Sumba Timur Di Guncang 25 Kali Gempa

Ditanya isi tas yang dibawa kabur perampok, pengusaha yang dikenal supel dan ramah oleh warga Wulla Waijillu dan Ngadu Ngala itu menyatakan, selain kalkulator, tisu dan nota bon, juga tas berisi uang sekira lima puluh hingga enam puluh juta rupiah dalam bentuk aneka pecahan, hasil dari dua hari berjualan di wilayah Kecamatan Wulla Waijillu dan Ngadu Ngalla.(ion)

Komentar