Waingapu.Com – Banyak cara bisa dilakukan untuk menunjukan rasa cinta juga rasa penasaran akan cerita tentang budaya dan keindahan alam dan budaya Indonesia.
Banyak cara pula bisa digunakan untuk menyuarakan perdamaian dan persabahatan. Namun tidak banyak orang yang melakukannya dengan cara mengelilingi Indonesia menggunakan sepeda motor. Cara yang satu inilah jadi pilihan Hidayatullah Ramadhan, pemuda asal Kota Banda Aceh, Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam (NAD). Setelah lalui perjalanan panjang selama ratusan hari, pemuda yang merupakan anggota Motorcycle Community (McC) NAD itu, dengan motor bebek bututnya a khirnya tiba di Kota Waingapu, Sumba, NTT.
“Selama ini saya hanya mendengar, menonton dan membaca tentang Sumba dari beberapa literatur. Kali ini saya berkesempatan untuk melihat langsung Sumba dan sebagian pesonanya,” tutur pemuda yang akrab disapa Dayat itu kala ditemui di studio Radio Max FM, Sabtu (16/04) pekan lalu.
Dia berharap, misinya keliling Indonesia bisa menjadi sumbangsih kecil bagi upayanya membawa misi persaudaraan, kasih dan damai dari Aceh. “Orang boleh lupa saya Dayat, namun paling tidak orang akan lebih ingat bahwa dulu pernah ada orang Aceh yang datang ke Sumba atau wilayah lainnya di Indonesia. Biarlah saya menjadi satu yang terkecil diantara hal besar yang orang kenal dan ingat dari Aceh yakni Tsunami, Syariat Islam, GAM dan Ganja,” imbuhnya kala kembali ditemui di Kampung Raja Prailiu, Minggu (17/04) sore ketika menyambangi dan mengagumi Kuburan Megalith Bangsawam Prailiu Tamu Umbu Djaka.
Satu hal lain yang menarik dari aneka stiker yang menempel di hampir seluruh body motornya, adalah sebaris kalimat‘Indonesia itu indah bray’. Tulisan inilah yang oleh Dayat menjadi salah satu motivasinya mengunjungi ratusan kabupaten dan sudah lebih dari 30 Propinsi di Indonesia.
“Banyak yang mengatakan Indoensia itu indah. Namun saya paling tidak sudah benar-benar merasakan dan menyelaminya. Indonesia bukan hanya indah alamnya namun juga adat dan budayanya. Bray itu maksudnya adalah Bro ayo! kagumi dan kenalilah Indonesia melalui hidup bersosialisasi dengan masyarakat dan akrab dengan alamnya,” papar Dayat.
Sebelum melanjutkan perjalanan menuju Kabupaten Sumba Tengah, Sumba Barat dan Kabupaten Sumba Barat Daya untuk selanjutnya menyebrang ke Propinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), di Sumtim, Dayat juga mengunjungi Kampung Adat Watumbaka dan kuburan megalith tua Umbu Nggabi Lura, panglima perang paling disegani dan dihormati dalam sejarah swapraja Lewa Kambera, di Kelurahan Watumbaka, Kecamatan Pandawai.
“Terima kasih untuk semua keramahan yang saya dapatkan selama di Waingapu. Terima kasih juga untuk Umbu Remi dan keluarga yang sudah memberikan saya informasi dan menemani saya selama di Prailiu bahkan hingga mengunjungi makam Umbu Nggabi Lura hingga melihat dari dekat legenda batu berbunyi yang menjadi asal muasal nama kampung Watumbaka. Terima kasih pula untuk Pak Hinggirandja yang menerima saya di Watumbaka, sampai jumpa lagi Bray”.(ion)