Waingapu.Com -“Dalam setahun ada dua kali operasi padang digelar. Tempatnya bisa di mana saja. Dan itu melibatkan semua instansi penegak hukum. Yakni dari Satuan Polisi Pamong Praja, Polri, Brimob, TNI dan Den-Pom juga Kejaksaan dan Pengadilan. Memang anggaran untuk operasi itu masih kecil, hanya sebelas juta rupiah untuk sekali operasi. Namun mau bagaimanana lagi? Kita tetap optimalkan dana itu,” jelas Gollu Wolla, Kepala Kantor Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol-PP) kabupaten Sumba Timur (Sumtim) kala ditemui di ruang kerjanya, Senin (29/09) siang.
Lebih jauh dijelaskan Gollu Wolla, dana minim untuk operasi itu tidak menjadi hambatan untuk tetap menggelar operasi. Apalagi seperti hasil yang diperoleh dalam operasi di Lewa Tidahu, jika diakumulasikan, ternak yang diselelamatkan bisa mencapi lebih dari seratus juta rupiah.
Adapun operasi padang yang digelar itu merupakan satu upaya untuk meminalisir terjadinya pencurian dan perampokan ternak yang sering meresahkan warga. “Operasi padang yang digelar di Kecamatan Lewa Tidahu itu merupakan respon pada harapan masyarakat terkait kian maraknya pencurian dan perampokan ternak. Ada 13 orang kami ringkus dan telah kami serahkan ke Polres sejak Kamis (25/09,-red) malam lalu. Operasi itu kami gelar selama tiga hari,” imbuh Gollu Wolla.
Ternak yang diamankan dan ditemukan dalam operasi itu, demikian lanjut Gollu Wolla yakni tujuh ekor kerbau betina, satu kerbau jantan mata kelereng, satu ekor kuda, satu ekor anak kerbau dan satu ekor sapi.
“Kepada warga yang merasakan kehilangan ternak bisa datang ke kantor Pol PP dengan membawa bukti kepemilikan ternak,” tambah Gollu Wolla yang didampingi R.L.Praing, KTU kantor Sat-Pol-PP Sumtim itu.
Menanggapi proses penyidikan Polres Sumtim terhadap 13 terduga pencuri dan perampok yang diringkus saat operasi padang, yang mana kemudian sembilan orang dinyatakan tidak terlibat atau hanya empat orang yang terindikasi terlibat dan menjalani pemeriksaan lanjutan, Gollu Wolla menyatakan menghormati kerja dan kewenangan penyidik Polres.
“Kami ringkus karena ada pengakuan dari Robinson, salah satu terduga yang membuka keterlibatan warga lainnya. Juga pengakuan masyarakat dan juga aparat polsek Lewa yang menyatakan sembilan orang yang termasuk dalam DPO polisi. Namun jujur saja, terkait kasus apa, kami tidak tahu. Tapi yang pasti saat operasi dilapangan, kami memang menemukan mereka. Apapun hasil penyidikan polisi kami hormati,” tegasnya.
Masih lanjut Gollu Wolla, sudah lebih dari dua tahun terakhir rakyat kecamatan Lewa Tidahu resah dan tak bisa tidur tenang. Sukacita dan sambutan positif warga sangat nampak sejak operasi padang itu digelar apalagi berhasil meringkus belasan orang.(wyn)