Waingapu.Com – Jika di Jakarta, baru saja usai I-Festival yang mana merupakan event peragaan busana oleh para model dan perancang busana kondang se-Asia Pasific, di
Kota Waingapu, Kabupaten Sumba Timur (Sumtim), NTT juga ada event sejenis walau lingkupnya sangat terbatas. Yaa, Rabu (17/12) malam, lantai dan panggung Gedung Nasional Umbu Tipuk Marisi, menjadi titian langkah ala model profesional para Kepala Desa dan Sang Isteri dalam event tahuna bertajuk Peragaan Busana Tradisional antar Kecamatan se-Sumtim.
Seperti terpantau dari awal hingga akhir acara, para Kades bersama pasangannya, berusaha tampil maksimal sekalipun sebagian besar masih nampak kaku dan tak sefasih para model berlenggak-lenggok di atas Catwalk. Musik pengirinyapun hanyalah organ tunggal, namun tepukan tangan dan disaksikan hampir seribuan pasang mata melecut para Kades menyajikan penampilan optimal untuk meraih point dari tiga juri yang hadir.
Acapkali aksi para model dadakan ini bahkan mengundang tawa para penonton yang antusias mengikuti jalannya acara. Tak hanya tertawa kecil sesekali para penonton dibuat terbahak termasuk Bupati Sumtim Gidion Mbiliyora yang hadir dan membuka resmi acara ini beberapa kali berusaha menahan tawa melihat aksi para Kades dan pasangannya.
Sejumlah peserta yang ditemui usai acara menyatakan kegembiraannya. Predikat sebagai juara menjadi urutan kesekian dalam keikutsertaannya. “Ini tidak pernah latihan dan baru kali pertama ikut yang seperti ini. Kita gembira dan senang bisa buat orang tertawa. Kalau nanti diminta tampil lagi tentu kami akan lebih siap,” jelas Yuliana, seorang peserta.
Nggala Djilik, juga memberikan pernyataan senada bahkan merasa bangga bisa menunjukan kecintaan pada budaya dan tradisi Sumtim. ”Ini bisa jadi sarana menanamkan kecintaan pada budaya dan tradisi. Sekalipun saya tidak juara tidak apa-apa. Namanya lomba pasti ada yang menang dan ada yang belum menang. Kalau ada kesempatan lagi pasti saya ikut dan berusaha raih kemenangan,” jelasnya seraya berharap untuk pelaksanaan berikutnya agar lebih dini diinfokan hingga pasangan peserta yang membawa nama Kecamatan tempat mereka berdomisili bisa lebih matang mempersiapkan diri.
Ditempat yang sama, Ketua Tim Penggerak PKK Sumtim, Rambu Kahi Yani Mbiliyora menyatakan terima kasih atas antusiesme para peserta sekalipun acara yang dikemas PKK Sumtim masih perlu pembenahan karena penuh keterbatasan.
“Jika Tuhan berkehendak dan didukung pemerintah dan masyarakat tentunya event serupa bisa kembali digelar jauh lebih baik di tahun-tahun mendatang,” tandasnya.
Realita adanya gerakan dan langkah yang canggung dari sejumlah peserta, bahkan mengundang tawa yang ditampilkan para kades dan pasangannya dalam peragaan busana ini memang tak bisa dihindari. Namun paling tidak, spirit para peserta yang didominasi oleh peserta dari luar kota itu untuk melestarikan tradisi dan mewujudkan rasa cinta pada budayanya justru menjadi sebuah kemasan yang kokoh dan bermaniskan kebanggaan, hingga tak mempan oleh gilasan roda globalisasi yang bergulir kencang.(ion)