Sempat Zona Hijau Seminggu, Sumba Timur Kembali Bersatus Merah Covid-19

oleh
oleh
Jonker Telnoni

Waingapu.Com – Kabupaten Sumba Timur (Sumtim) – NTT kembali masuk zona merah Covid-19.Hal itu menyusul adanya seorang warga yang terkonfirmasi positif Covid-19. Terkait realita itu, praktis zona hijau bertahan selama seminggu. Sumtim sempat berada dalam Zona hijau sejak Sabtu (28/11) lalu. Dan Minggu (06/12) zona merah kembali disematkan. Penerapan protokol kesehatan (Prokes) dalam keseharian warga menjadi sebuah kemutlakan. Demikian dijelaskan Chrisnawan T. Haryantana, Kepala Dinas Kesehatan yang juga juru bicara Satgas pencegahan dan penanggulan Covid-19 setempat melalui Jonker Telnoni, Kepala Bidang (Kabid) Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit, Minggu (06/12) malam tadi.

“Benar, hari ini ada tambahan satu pasien positif berdasarkan hasil pemeriksaan TCM (Test Molekuler Cepat, – red) di RSUD Umbu Rara Meha Waingapu. Yang bersangkutan sebelumnya sakit sehingga di rawat di RSK Lindimara. Dan kemarin sore dirujuk ke RSUD Umbu Rara Meha untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut. Dan ternyata tadi siang setelah di SWAB hasilnya positif Covid-19,” urai Jonker dalam pesan yang dikirimkan via gawainya.

Baca Juga:  Hubungkan Warga Laipandak dengan Internet, Hanya ‘Jembatan Daring’ Solusinya

Masih dalam pesannya Jonker menambahkan, warga tersebut merupakan pasien 033 yang tinggal di Kelurahan Kambadjawa, Kecamatan Kota Waingapu. Dan kini telah di tempatkan di ruang isolasi RSUD Umbu Rara Meha. Selain itu, warga tersebut berdasarkan penelusuran tim satgas, punya riwayat perjalanan dari Sumba Barat. Hal inilah yang oleh Jonker menjadi alasan untuk belum bisa mengkategorikan kasus ini sebagai transmisi lokal.

“Belum bisa kita kategorikan, karena sebelum positif yang bersangkutan masih ke Sumba Barat dan ibunya juga datang dari Kupang. Kami masih telusuri dulu baru bisa pastikan apakah transmisi lokal atau bukan,” ungkap Jonker.

Hasil penelusuran tim satgas, Jonker lebih lanjut dalam pesannya memamaparkan, pasien 033 itu melakukan perjalanan ke Sumba Barat tanggal 15 November lalu. Dan mulai ada gejala tanggal 29 November lalu. “ Dari riwayat perjalanan sampai timbulnya gejala menggambarkan bahwa ada kemungkinan yang bersangkutan terpapar sewaktu lakukan perjalanan ke Sumba Barat. Apalgi Sumba Barat merupakan Kabupaten di daratan Sumba dengan angka positif Covid-19 cukup tinggi. Dengan demikian yang bersangkutan belum bisa diklasifikasikan sebagai transmisi lokal,” tukas Jonker.

Baca Juga:  Ruang Isolasi RSUD URM - Waingapu Penuh, Hotel Cendana Disiapkan

Tracing kontak, lanjut Jonker telah dan akan terus dilakukan mulai hari ini kepada pihak keluarga pasien maupun para tenaga kesehatan di RSK Lindimara yang sempat menanganinya selama dalam perawatan akan di SWAB.

“SWAB akan dilakukan hari Selasa (08/12) nanti dan akan dikirimkan ke Kupang hari Kamis (10/12). Awalnya kami rencana kirim sampel hari Selasa tapi ternyata Nam air tidak beroperasi di hari itu. Begitu pula helicopter BNPB saat ini sedang siaga terkait meletusnya gunung Ile Ape di Lembata,” pungkasnya. (ion)

Komentar