Sering Overload Ruas Jalan Nasional di Sumba Timur Rentan Rusak Lebih Cepat

oleh
oleh
Jalan PT. MSM

Waingapu.Com – Kondisi ruas jalan nasional di Kabupaten Sumba Timur, NTT, seiring dengan terus berkembangnya jumlah pemilik kendaraan juga aktifitas ekonomi yang mengharuskan jalan dilintasi oleh kendaraan berkapasitas besar, sudah tentu berdampak pada umur jalan. Kain gencarnya aktifitas perkebunan tebu dan juga persiapan pembangunan dan produksi gula oleh PT. Muria Sumba Manis (MSM) di Desa Wanga, Kecamatan Umalulu, kendaraan dengan muatan bertonase tinggi sering berlalu lalang dari dan ke lokasi perkebunan dan pabrik gula yang nantinya disebutkan terbesar di kawasan Indonesia Timur itu. Realita itu berdampak jalan menjadi overload dan berpoensi rusak lebih dini

Desber Y. A. Benu, selaku PPK 1.5 Provinsi NTT, Satker PJN Wilayah I Provinsi NTT, pada Balai Pelaksanaan Jalan Nasional NTT, ketika ditemui media ini, Senin (04/10) lalu mengakui kondisi overloadnya ruas jalan yang berada dalam area yang dibawahinya itu.

Baca Juga:  Empat Kontraktor Garap Proyek Jalan Nasional Di Sumba Tengah Hingga SBD

“Kalau di ruas yang saya tangani dan awasi itu maksimal bisa dilalui kendaraan dengann tonase tujuh hingga delapan ton. Tapi realitasnya selama ini memang sering dilalui kendaraann yang lebih dari itu, terlebih sejak adanya perekebunan dan juga pabrik gula yang sedang dibangun,” ungkap Desber.

Diakui Desber, jalan ruasnya sudah mulai banyak yang sudah retak sebagai dampak dari kelebihan beban atau overload. “Dugaan saya kendaraan besar yang ke dan dari PT. MSM itu di atas 10 ton. Ingat saja waktu tornton – tronton besar itu angkut material dari pelabuhan untuk bangun pabrik,” tukasnya.

Sehubungan dengan kondisi itu tambah Desber, pihak PT. MSM beberapa hari lalu sempat mengusulkan untuk pelebaran jalan dan juga peningkatan kemampuan jalan nasional yang akan dilintasi untuk menunjang aktifitas mereka.

Baca Juga:  Haris Azhar Minta Panelis Debat Capres Dari Kalangan Aktifis Jangan Genit

“Sekira tiga minggu lalu kalau tidak salah, ada zoom dengan Kementrian Inventasi dan Dirjen Bina Marga, juga dihadiri oleh Dinas PUPR Sumba Timur. PT. MSM usulkan itu dan disetujui oleh oleh Kementrian Investasi. Tentunya untuk kelanjutannta semuanya kembali ke Dirjen Bina Marga,” pungkasnya.

PT Muria Sumba Manis (MSM) sendiri adalah salah satu anak perusahaan dari Hartono Plantation Indonesia (HPI Agro – Djarum Group) yang bergerak dalam kegiatan perkebunan tebu dan pabrik gula terintergrasi dengan kapasitas 6,000 ton cane per hari. Dari sumber-sumber yang dihimpun media ini menyebutkan, Pabrik gula MSM dibangun dengan teknologi muktakhir yaitu Boiler tekanan tinggi (87 bar) dengan kogenerasi 22 mega watt, dan semuanya akan dikontrol oleh Honeywell DCS (Distributed Control System) dengan perpaduan teknologi dari India dan Jerman. Pabrik gula MSM mampu menghasilkan produk berkualitas tinggi sesuai dengan SNI dan produk refinery yang sesuai dengan standar FSSC 22000. Adapun produk yang dihasilkan : gula kristal putih (GKP), gula kristal rafinasi (GKR) dan produk samping berupa molasses dan blotong (bio fertilizer). (ion)

Baca Juga:  Solidaritas Saka Wira Kartika Untuk Lansia

Komentar